Friday, November 8, 2019
Kalau kita diberi kabar akan diamanahi seorang anak tapi diberi tahu bahwa anak itu suatu saat nanti akan membangkang dan tidak akan selamat. Masih maukah menerima amanah itu?
Kalau kita diberi kabar bahwa pasangan yang akan kita nikahi suatu saat nanti akan tidak patuh kepada Allah dan mendapatkan hukuman. Masih maukah kita menikahinya?
Kalau kita diberi suatu proyek atau pekerjaan, tapi dikabari bahwa proyek itu berjalan lama dan hasilnya akan dipandang gagal oleh kebanyakan manusia. Masih maukah kita mengerjakannya?
Itu kenapa banyak hal dalam kehidupan Allah hijab dan dibuat gaib. Masa depan adalah gaib, orang bisa meramal, mengira-ngira atau membuat perhitungan. Tapi kenyataannya satu menit ke depan pun toh masih misteri buat kita.
Para nabi dan orang-orang yang berserah diri kepada-Nya sedemikian mentawakalkan segenap diri dan kehidupan dalam pengaturan Ilahiyah. Karena mereka sadar kehidupan adalah sebuah jalinan benang-benang takdir yang disulam untuk menggambarkan sesuatu tentang-Nya. Karenanya mereka menerima takdir hidup pemberian-Nya dengan suka cita.
Nabi Adam yang harus menelan kepedihan melihat anaknya dibunuh oleh kakaknya sendiri.
Nabi Luth yang menikahi seorang istri yang tidak menuruti apa perintah Allah hingga terkena azab di akhir hayatnya.
Nabi Nuh yang berdakwah 950 tahun lamanya dengan hasil hanya segelintir orang yang menyambut seruannya. Sesuatu yang dalam dunia management barangkali tidak memenuhi Key Performance Indicator.
Ada maksud di balik kegagalan, keterlambatan, kejatuhan, sakit, perceraian dan musibah lain yang seseorang harus hadapi. Jika kita terpaku pada hasil akhir dalam kacamata kebanyakan orang, maka akan mudah jatuh pada pengkotak-kotakan "berhasil" atau "gagal". Padahal sesuatu yang terlihat berhasil di hadapan manusia banyak, bisa jadi beraroma busuk di langit, sebaliknya hal yang terlihat "gagal" oleh kebanyakan orang malah menjadi sebuah amal yang selamat naik dan diterima oleh Allah Ta'ala melewati 7 lapisan malaikat penjaga langit.
Sekali lagi, hidup adalah misteri yang mencengangkan. Jangan terlampau tertambat pada penampakan lahiriyah dan melalaikan yang batin. Be okay dengan hal yang tak kita ketahui, sesuatu yang gaib dalam pandangan kita, sungguh itu sebetulnya sebuah pertolongan dari Allah, khususnya bagi kita-kita yang akal batinnya masih harus diupgrade ini...
- renungan pasca tidak lulus ujian SIM di Belanda untuk kedua kalinya. Takdirku...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment