Friday, November 22, 2019
Beberapa waktu lalu diskusi online dengan salah satu teman yang terbilang sukses secara material, dia punya semuanya kecuali satu hal: kedamaian hati.
Dibalik ketegaran dia di mata orang, tersimpan kerapuhan jiwa. Dibalik ketegasan pembawaan dia di masyarakat, terselip keragu-raguan yang dalam. Dibalik kelimpahan secara material, tersemat kemiskinan secara spiritual.
Sebagian orang mencoba mengobati kehampaan hati dengan menenggelamkan diri lebih jauh kepada kesibukan dunianya. Ada yang mencoba menambal dengan melakukan sekian banyak kegiatan sosial. Tidak sedikit yang terjerumus dalam jerat permainan seks, minuman keras dan narkoba. Semua pada dasarnya ingin menghilangkan rasa sakit itu yang kerap menyelinap saat semua hingar-bingar penggal kehidupan itu usai. Ketika ia sendiri, dicekam sepi di ruangnya di malam hari.
Karenanya bagi sebagian orang hadirnya malam bagaikan hantu yang mengerikan yang mengingatkan akan kehampaan hidupnya. Maka tidak sedikit yang memilih meramaikan malamnya dengan menghadirkan kembali hiruk-pikuk dunia dalam ruang hidupnya. Berpesta, bekerja, having fun till you drop! Sedemikian rupa agar si raga bisa segera tertidur lelap dan lupa tentang rasa hampa itu. Dan keesokan harinya ia bangun disapa matahari dengan pikiran yang sudah penuh dijejali oleh daftar kegiatan – things to do for today, meeting ini-itu, kegiatan ini-itu. Demikian terus, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun. Hingga hanya kematian dan sesuatu yang bernuansa kematian -- seperti sakit, kehilangan sesuatu yang berharga dll - yang bisa mencabutnya dari “rat race of life” yang demikian menenggelamkan banyak manusia.
Seperti teman saya yang akhirnya mulai menemukan kedamaian setelah “diberhentikan sejenak” oleh Tuhan melalui sebuah peristiwa yang menghentakkan dirinya. Di titik itu dia mulai berpikir tentang hidup dan kehidupan. Kedamaian yang ia cari memang sebuah proses panjang, tapi setidaknya udara segar mulai dirasakan oleh jiwanya yang mulai bangun dari tidur panjangnya.
A journey of a thousand miles begins with a single step.
- Lao Tze
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment