Friday, November 1, 2019

Ingin hidup kita indah dan abadi? Kuncinya hanya tawakal. Menyerahkan diri dan segenap kehidupan, keinginan dan cita-cita dalam pengaturan-Nya. Mereka yang telah berhasil melakukannya dengan menaklukkan hawa nafsu dan syahwat dirinya terukir abadi dengan tinta emas dalam sejarah. Tapi jangan salah, kehidupan mereka tidak selalu nyaman. Nabi Adam harus memerankan seorang yang terusir dari surga dan terpisah ribuan tahun lamanya dengan Siti Hawa. Kemudian hatus diuji dengan kelakuan anaknya, Qabil yang membunuh Habil, saudara kandungnya sendiri. Nabi Nuh harus memerankan orang yang seolah 'gagal' menyeru kaumnya dan harus menyaksikan buah hatinya ditenggelamkan dalam azab. Nabi Ayyub harus memerankan seorang yang kehilangan semuanya; keluarga, harta bahkan dirinya dihinggapi penyakit yang bahkan para muridnya mengira itu sebuah kutukan. Satu-satunya yang bertahan adalah hatinya yang senantiasa bertawakal kepada Allah. Hal itu yang membuat kehidupannya dikembalikan, bahkan dalam bentuk yang lebih baik. Kehidupan kita bukan milik kita. Ada desain Yang Maha Kuasa. Artinya kita mesti pandai-pandai menyesuaikan kehendak diri, keinginan memenuhi harapan diri, orang tua, dan banyak orang, semua itu ditundukkan kepada Karsa Agung Yang Maha Kuasa. Ada peran unik yang Dia ingin kita lakukan. Sebuah peran yang bisa jadi jauh dari harapan kebanyakan orang. Sesuatu yang bahkan kita tidak inginkan. Tapi jika hati mulai disinari iman dari-Nya, ia akan paham betapa semua skenario kehidupan yang Dia berikan kepada diri kita masing-masing adalah yang terbaik dan terindah. Hanya saja kebanyakan manusia luput dari melihat keindahan dan kebaikannya. Bisa jadi karena itu suatu saat nanti semua rekam jejak kehidupan setiap manusia akan ditayangkan ulang dan disaksikan semua manusia. Agar akhirnya semua paham, betapa indah rancangan-Nya dan betapa Maha Penyayangnya Allah Ta'ala.

No comments:

Post a Comment