Wednesday, August 19, 2020

 Ada orang yang menumpang tinggal di rumah. Kita sediakan kamar, makanan, internet, dll. Dia tidak perlu bayar. Cukup tatap muka beberapa menit sebagai adab. Masak iya numpang tinggal tapi tak pernah bahkan bertegur sapa dengan pemilik rumah, setidaknya beberapa kali ketika ke dapur untuk makan. Itu adab.


Tapi lama-lama si penumpang ini agak ngeselin juga tingkah lakunya. Kamarnya berantakan, bekas memakai kamar mandi tidak rapi, bekas masak tidak dibereskan. Lalu dia akhir-akhir ini banyak maunya. Minta dimasakin ini-itu, mengeluh kalau tidak ada snack kesukaannya, bawa temannya nginep ngga bilang-bilang, lalu minta dibantu ingin ganti gadget. Lho, memangnya aku ini emakmu opo? Wis, lama-lama aku suruh dia pindah aja ke tempat lain. Bikin kesal dan rusak suasana rumah.
Ini cerita fiktif, untung tak pernah mengalami.

Tapi, kalau boleh jujur. Jangan-jangan kelakuan si penumpang yang rodo kurang ajar itu ya kita ini. Sudah nebeng tinggal di bumi Gusti Allah, diberi sekian banyak fasilitas sejak lahir sampai sekarang dengan modal dengkul. Lalu makin dewasa kelakuan makin kurang sopan, banyak maunya dan mengeluh terus, seakan semua fasilitas hidup dan orang di sekitarnya kurang dan ga ada benernya. Masalahnya Sang Tuan Rumah yang mengurus kita itu Maha Ilmu. Kita ngga perlu ngomong pun Dia tahu apa yang kita pikirkan bahkan rasakan. Walaupun kita mengunci diri sendirian di kamar seakan tak ada yang tahu. Ya Dia Maha Tahu, nda perlu pasang CCTV atau alat penyadap sekalipun.

Mbok ya kalau numpang itu ya terima saja apa adanya. Sudah syukur dikasih tempat berteduh dan makanan juga, sekadar untuk melanjutkan kehidupan. Tapi toh yang Dia beri jauh lebih dari sekedar apa yang kita bayangkan. Bener ngga sih? Ah, saya kontemplasi seperti ini dialog ke dalam diri saja. Menyadari bahwa masih belum kuat sabarnya, masih kurang syukurnya, dan masih hilang timbul kerelaan menerima semua ketetapan-Nya. Astaghfirullah ya Rabb. Maaf ya…semoga Engkau memaafkan. Jangan sampai hamba diusir dari kolong langit dan bumi-Mu ini. Lantas mau kemana?

“Sesungguhnya aku ini Allah, tiada ilah selain Aku, Barang siapa yang tidak bersabar atas cobaan-ku, tidak bersyukur atas segala nikmat-ku Serta”Tidak rela terhadap keputusanku”. Maka hendaklah ia keluar dari kolong langit dan bumi dan mencari tuhan selain Aku”. (Hadits Qudsiy)

No comments:

Post a Comment