Excess Baggage
Saat kemarin mengantar mama check-in ke bandara ada kejadian aneh. Ternyata ada perbedaan perhitungan mama tentang berat koper dengan saat koper besar dan isinya itu ditimbang di bandara. Dan tidak tanggung-tanggung bedanya 7 kg.
Mama terlihat agak panik, apakah harus dikeluarkan sebagian isinya yang kebanyakan coklat dan oleh-oleh itu? Sementara waktu yang tersisa sebelum boarding sudah semakin mepet. Saya lihat mama dzikir dan berdoa terus menerus. Tampaknya beliau memohon kepada Allah agar diberi jalan keluar, karena ini diniatkan untuk sedekah.
Entah kenapa saat itu mama dibuat jadi ada di antrian terakhir, padahal kami datang 1,5 jam sebelumnya dan biasanya tidak pernah ada di antrian terakhir. Barangkali karena masih di tengah pandemi juga sehingga pengecekan dokumen membutihkan waktu lebih lama dari biasanya karena harus diperiksa bukti tes PCR dan vaksinasi. Tapi kemudian gara-gara menjadi penumpang terakhir yang harus check-in baggage, petugasnya jadi terburu-buru.
Nah, kondisinya kan excess baggage. Ya sudah saya pikir bayar saja kelebihannya. Kasihan mama kalau harus bongkar-bongkar koper. Biaya kelebihan bagasi itu 35 euro per kilo. Jadi kalau 7 kilo itu kita harus bayar sekitar 4juta rupiah, jumlah yang lumayan besar, hampir separuh harga tiket pp Indonesia- Belanda. Saat saya baru mengeluarkan dompet tiba-tiba dari arah kanan datang ibu-ibu petugas bandara berjilbab sambil bicara ke walkie-talkie yang ada dalam genggaman tangan kanannya. Dia memberi sinyal pada petugas yang tengah melayani mama saya agar bersegera tutup. Mbak petugasnya lalu bilang , "ini ada excess baggage". Tapi petugas yang membawa walkie talkie itu langsung menggeleng dan berkata "it's okay, just move on" sambil menunjuk ke arah gerbang pemberangkatan agar mama saya segera melangkah ke sana.
Saya dan mama saling berpandangan dan terbengong-bengong. It all happened so fast. Tapi Allah memang Maha Kuasa. Dasar memang rezekinya mama🥰
No comments:
Post a Comment