Wednesday, November 17, 2021

 Saya percaya semua orang bisa menulis. Tak perlu dibandingkan gaya seseorang dengan yang lain. Tulisan itu seperti sebuah lukisan, setiap orang punya alirannya masing-masing untuk mengekspresikan dirinya dengan lebih leluasa. Artinya masalah tulisan itu bagus atau tidak hanya masalah selera.


Tapi untuk menjadi seorang penulis memang dibutuhkan ketekunan, kedisiplinan dan kesabaran. Anda harus menulis setiap hari. Sedemikian rupa sampai jiwa rasanya lapar kalau belum menulis di hari itu. Karena bagi seorang penulis, menulis adalah cara bertasbihnya. 


Perjalanan saya mulai tekun menulis baru dimulai di tahun 2008, bertepatan dengan sedang musim blog dan adanya fasilitas internet. Sesuatu yang memudahkan saya menulis dimanapun menggunakan berbagai media yang ada. Karena munculnya ide tak mengenal waktu dan tempat. You just have to be ready when it come. Kalau ide itu tidak ditangkap dan dituangkan langsung menjadi tulisan dia akan basi. Banyak ide yang saya sempat tulis tapi tak langsung dituliskan, ketika mencoba menuliskannya ide itu bagaikan sudah basi. Hilang rasa. Sayang sekali...


Menulis juga seperti body building. Anda perlu menambah bebannya di waktu-waktu tertentu. Di awal waktu saya nyaman saja bermain di ranah tulisan-tulisan pendek. Tapi kemudian saya didorong untuk menulis terjemahan sebuah kitab berbahasa Inggris kuno yang sampai keriting mengerjakannya. Setelah itu beralih menerjemahkan biografi, masih dirasa enteng. Sampai kemudian beban ditambah untuk menulis biografi itu sendiri. Tak tanggung-tanggung dua biografi pada waktu yang bersamaan. Setelah itu menerjemahkan kitab tashawwuf bergaya bahasa sastra dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris. That's another challenge. Dan setelah itu menerjemahkan buku-buku Bahasa Belanda kuno ke Bahasa Indonesia. Also another additional weight. 


Pusing kalau dipikir-pikir bagaimana bisa memanage dengan kegiatan mengurus keluarga, bekerja dan kuliah. Tapi kan ada Gusti Allah, semua Dia yang mengatur. Selama kita berserah diri kepada-Nya ternyata kok ya bisa saja ya. Aneh bin ajaib. But then i realize that it was not me. Karena kalau mengandalkan kemampuan diri kita kosong besar. Tapi jangan pula menjadikan alasan untuk tidak berkarya. Just do it. No excuse!


Jadi buat yang masih segan menulis dengan berbagai alasan ini dan itu. Tampaknya yang pertama harus dipertanyakan bukan masalah apakah kita bisa menulis atau tidak. It's just a matter of strong will. Mau atau tidak menulis? Kalau iya. What stop you then?

No comments:

Post a Comment