Friday, May 12, 2017

Ojo Kagetan

"Ojo kagetan" (jangan mudah terkejut oleh sesuatu yang menggetarkan relung hati) adalah salah satu falsafah hidup orang Jawa untuk mempertahankan kedamaian hidup.
Karena hadirnya masalah yang tak terduga sesungguhnya adalah warna kehidupan mereka yang bertaqwa. Mereka akan ditempatkan dalam situasi dimana tiba-tiba perlu pertolongan dan bingung membaca dari mana jalan keluarnya karena seolah-olah pintu solusi sedang terkunci rapat.

Allah Ta'ala mudah saja membuat guncang dunia seseorang. Ada yang pernikahannya dibuat bermasalah, anak dibuat sakit, rejeki jadi sempit, atau menjadi tidak betah di tempat kerja.

Manusia tentu secara naluri akan berusaha untuk selamat dan mencari jalan keluar, tetapi selama sang insan masih mengutamakan uluran tangan makhluk-Nya dan segala upayanya sendiri maka 'rezeki tak terduga' yang datang dari-Nya tidak akan terbaca.

Dengan demikian sebuah keniscayaan bagi hamba yang ingin mengenal-Nya untuk berada dalam sebuah situasi dimana ia merasa kesepian, hampir putus asa karena doa seperti tak kunjung dikabulkan, nyaris mengutuk takdir kehidupan manakala kenyataan hidup dirasa pahit baginya, sedemikian beratnya beban kehidupan itu hingga hatinya menjerit "Kapan datangnya pertolongan Allah?".

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."
(Q.S. Al Baqarah :214)

Pada prinsipnya hanya Dzat yang mengirim semua ujian itu yang juga dapat mencabutnya dari diri seseorang. Ikhtiar manusia yang utama sesungguhnya dengan memperbaiki hubungannya dengan Allah Ta'ala.

"Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan dengan sabar dan solat. Sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah 2:153)

(Adaptasi dari Kajian Al Hikam , 26 Februari 2017 yang disampaikan oleh Zamzam AJT, Mursyid Penerus Thariqah Kadisiyah. )


No comments:

Post a Comment