Kita hidup di era infobesity (obesitas informasi) dimana seribu satu macam informasi dapat kita serap hanya dengan menggerakkan ujung jari kita. Sebagaimana halnya terlalu banyak mengkonsumsi makanan akan membuat obesitas (kegemukan) dan tidak sehat maka overload informasi yang kita telan bulat-bulat tanpa filter membuat pikiran kita tidak fokus dan cenderung reaktif.
Berkaitan dengan keinginan, banjir informasi akan membuat hawa nafsu makin menggurita dan keinginan menjadi menggebu-gebu, hal-hal yang kita baca, dengar dan tonton akan menjadi gerbang masuknya pengaruh dunia luar ke dalam diri kita dan memberi makanan kepada sang syahwat hingga ia bisa meraksasa sedemikian rupa sehingga seseorang sulit membedakan mana kebutuhan dan keinginan dalam hidup.
Belajar menunda dan menguji keinginan penting untuk menyaring suara hati. Rasulullah Saw bersabda "Waktu berkunjung tamu adalah tiga hari". Setiap saat tamu-tamu berupa keinginan menembus masuk ke dalam pikiran kita, maka jangan langsung direspon, amati saja dulu selama tiga hari. Kalau ia hanya tamu yang berupa keinginan sesaat pasti hati kita bisa mulai membaca bahwa itu hanya sesuatu yang berasal dari hawa nafsu.
JURUS 3 K
Kemudian ukur apakah sesuatu itu dalam jangkauan kita atau tidak dengan 3 K :
1. Keinginan
2. Kesempatan
3. Kemampuan
Kemudian ukur apakah sesuatu itu dalam jangkauan kita atau tidak dengan 3 K :
1. Keinginan
2. Kesempatan
3. Kemampuan
Misalnya kita ingin ganti mobil, bisa jadi keinginan ada, kesempatan ada tapi kemampuan masih terbatas, maka jangan paksakan dengan menggali lubang jika memang mobil yang ada masih bisa dipakai. Hidup bersahaja lebih baik daripada memaksakan diri bermewah-mewah tapi berhutang. “Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078).
Contoh lain seorang ibu ingin bekerja, juga ada kemampuan untuk bekerja namun ia masih bertugas mengurus anak-anaknya yang balita, maka faktor kesempatan belum dimiliki pada saat itu.
Dengan jurus sederhana 3K ini kita bisa belajar mengukur kadar diri sebagai bagian dari mengenal qadha dan qadar-Nya.
Contoh lain seorang ibu ingin bekerja, juga ada kemampuan untuk bekerja namun ia masih bertugas mengurus anak-anaknya yang balita, maka faktor kesempatan belum dimiliki pada saat itu.
Dengan jurus sederhana 3K ini kita bisa belajar mengukur kadar diri sebagai bagian dari mengenal qadha dan qadar-Nya.
"Tidak akan ada kebaikan bagimu hingga kau dapat mengenal dirimu sendiri, menahan bagian keinginannya dan menunaikan hak-haknya. Pada saat itu, ketenangan akan masuk ke dalam hatimu, ke dalam batinmu, lalu menuju Allah."
- Syaikh Abdul Qadir Jailani
- Syaikh Abdul Qadir Jailani
No comments:
Post a Comment