Monday, June 24, 2019


Bagaimana kita mengetahui di antara beberapa pilihan yang mana yang merupakan pilihan yang Allah ridhoi?

Kuncinya adalah mengaktivasi qalb (hati), karena hati adalah tempat dimana Allah akan memberikan petunjuk-Nya.

“ …dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada qalbnya…” (QS Ath Thagabun [64]: 11)

Kalau hati belum diaktivasi, tidak dibiasakan dimintakan pendapatnya atau didengar suaranya maka akan sulit untuk membaca mana petunjuk-Nya.

Lalu bagaimana cara mengaktivasi hati?

Pertama niat dulu, lakukan ijab qabul dengan Allah. Niatkan bahwa kita memang ingin Allah tunjuki dalam setiap aspek kehidupan. Sebetulnya sesuatu yang selalu kita panjatkan dalam doa shalat “ Ihdina shiraathal mustaqiim” (tunjukilah aku kepada jalan yang lurus). Kemudian optimalkan fungsi akal untuk mempertimbangkan semesta kita. Akan tetapi ketika hendak mengambil keputusan biarkan hati menjadi hakim dalam mengambil keputusan. Karena tidak jarang terjadi walaupun semua pertimbangan logika tampaknya baik, tapi hati kecil berkata yang sebaliknya.

Rasulullah saw memberikan beberapa panduan dalam mengambil keputusan, diantaranya ambillah urusan yang paling sedikit mudharatnya, jangan ambil keputusan saat ragu. Kemudian ambil keputusan yang hati paling dirasa mantap dan tenang dengan konsekuensi yang ada setelah mengambil keputusan itu. Karena jika ada rasa gelisah atau tidak tenang berarti ada sesuatu yang tidak baik disana. Rasulullah saw bersabda, “Kebajikan ialah apa saja yang apa saja yang menjadikan jiwa tenang dan hati menjadi tenteram. Dan dosa ialah apa saja yang menjadikan jiwa tidak tenang dan hati tidak tenteram kendati para pemberi fatwa berfatwa kepadamu.” (HR. Ahmad).

Ini adalah hal yang prinsip, memberi ruang kepada hati untuk memberikan keputusan, jangan hanya menyerahkan pengambilan keputusan kepada pertimbangan logika dan hitung-hitungan manusia yang sangat terbatas. Itu artinya kita tengah mempertimbangkan faktor Tuhan.


(Adaptasi dari sesi diskusi dalam kajian kitab Al Hikam yang disampaikan oleh Mursyid Zamzam AJ Tanuwijaya, 30 Desember 2012)

No comments:

Post a Comment