Saturday, June 1, 2019


Allah yang ´laisa kamislihi syaiun” tidak dapat diserupakan dengan apapun, Dzat-Nya adalah tak terjangkau untuk kita bisa kenali. Akan tetapi atas Kepemurahan-Nya maka Dia berkehendak ingin memperkenalkan dirinya pada segenap ciptaan.

“Aku adalah khanzun mahfiy (khazanah yang tersembunyi), dan Aku rindu untuk dikenal. Lalu Aku ciptakan alam ciptaan sehingga Aku dikenal.”(Hadits Qudsiy)

Cara untuk mengenal-Nya hanya dengan menapaki jalan yang dibukakan untuk kita masing-masing. Karena tidak mungkin bisa mengenal Dia kecuali Dia sendiri yang memperkenalkan Dirinya kepada sang hamba. Kalau kita hanya mengandalkan kepintaran, kemampuan, kekuatan dll yang sebenarnya semua itu pun dipinjamkan oleh Allah Ta’ala, tentu akan bagai pungguk merindukan bulan, karena terbentang jarak yang mustahil untuk ditempuh jika kita menyandarkan diri pada kekuatan sebagai manusia yang fana ini.

Syaikh Najmuddin Al Qubra dalam Kitab Adab Al Suluk berkomentar tentang hadits qudsiy di atas, bahwa yang dimaksud dengan perjalanan untuk menyingkap Sang Khazanah Yang Tersembunyi berarti hati manusia akan dikonfrontasi oleh berlapis jenis hijab atau halangan serta tantangan dan keterpisahan oleh sebuah jarak yang jauh. Disebutkan juga bahwa hijab pertama yang harus disingkap dan merupakan hijab yang terbesar justru berbentuk diri kita sendiri.

Inilah sebuah jihad akbar, jihad melawan hawa nafsu dan syahwat yang bercokol di dalam diri sendiri. Melawan tentara-tentara bentukan hawa nafsu dan syahwat yang berupa amarah, kekhawatiran, kecemburuan buta, kemunafikan, rasa takut pada selain Allah, bangga diri, merasa diri lebih dari yang lain, gampang mengeluh, kurang sabar dll hal yang akan memberangus potensi tinggi manusia sebagai khalifah fil ardh – akan tetapi masih terseok-seok belum bisa berkuasa bahkan dalam tataran bumi dirinya sendiri. Dan karenanya jauh dari sebuah pengenalan tentang siapa Dia, Sang Pencipta.[]

No comments:

Post a Comment