Sudah ketetapan Allah Ta’ala bahwa hakikat kehidupan dunia ini adalah sebuah ujian bagi orang-orang yang beriman. Konsekuensinya manusia akan dikepung oleh sekian masalah sepanjang hidupnya. Tapi jangan takut, karena setiap masalah yang ada ditakar dengan teliti dan dihadirkan oleh Yang Maha Adil. Karenanya tidak mungkin ada beban kehidupan yang diluar kapasitas pikul segenap ciptaan-Nya.
Hanya saja sebagian banyak orang tenggelam dalam lautan masalah, terlampau sibuk mencari solusi horizontal dari setiap hal yang memukul telak dirinya. Jika sakit langsung sibuk mencari obat, mencari tabib atau dokter yang manjur. Jika ada yang menipu atau mencuri langsung bergerak ke polisi, disertai amarah yang memuncak kepada pihak-pihak penipu sambil mencari keadilan. Jika ada yang memfitnah, sibuk memadamkan api fitnah dan malah balik menyerang. Jika ada yang menyakiti sibuk merancang skema untuk menyakiti balik. Jika khawatir oleh masa depan anak, pontang-panting ia mencari rezeki atau jalan untuk menjaminkan masa depan sang buah hati kepada semua usahanya.
Demikianlah siang-malam manusia hanya sibuk memadamkan api-api kehidupan yang tidak akan pernah selesai hingga mulutnya dipenuhi oleh tanah di dalam kubur. Karenanya manusia tidak akan pernah bahagia dan tentram hatinya, kecuali hanya dibalut oleh kesenangan dan rasa lega sesaat. Karena kesalahan fatal manusia terletak kepada keyakinannya bahwa semua permasalahan yang menimpa dirinya akan bisa diselesaikan dengan kemampuan inteleknya, koneksinya, negosiasinya, hartanya, ustadznya, ilmunya, posisinya dll. Dia lupa siapa yang mengirimkan semua ujian itu. Tentu Sang Pengirim ujian akan lebih tahu solusi yang jitu untuk mengatasinya.
Sadarilah semua persoalan hidup kecil dan besar didatangkan agar sang hamba berpaling kepada-Nya. Lalu bersama-Nya kita menempuh semua jalan ikhtiar untuk mengatasi semua itu dan meraup hikmahnya. Cara inilah yang akan dapat membuka pintu keberkahan. Sehingga hati kita tidak dibuat susah oleh semua hiruk pikuk kehidupan. Walaupun raga kita didera sakit, lelah dan merasa berat, tapi jika semua dilakukan dengan hati yang ikhlas maka jiwa akan senang hati menjalaninya. Sungguh sebuah pendekatan dengan hasil yang jauh berbeda antara mencoba mengatasi masalah dengan tangan kita sendiri dengan melupakan Allah dibandingkan dengan mengatasi masalah dalam tuntunan-Nya.
No comments:
Post a Comment