Aqidah itu perkara yang berat dan tidak mudah tanpa pertolongan-Nya. Karena jika sampai ada kekuatan yang melampaui kekuatan dan kekuasaan Allah dalam diri seseorang itu sudah sebagai tanda rusaknya aqidah seseorang.
Jika terlalu tenggelam dalam kesibukan mencari nafkah dan melalaikan shalat,
Jika terlalu mencintai seseorang hingga seolah tak kuasa hidup tanpanya,
Jika terlalu mengandalkan tabungan, investasi, harta, asuransi, kerabat yang berkecukupan untuk menopang kehidupan.
Bahkan jika terlalu tenggelam dalam dharma atau misi hidup dan amal shalih tapi hati terpeleset dalam kelalaian berdzikir dalam nama-Nya.
Maka semua itu tinggal menunggu didatangkannya sebuah keputusan Allah, baik yang disegerakan di dunia atau lebih bahaya lagi ditunda di alam berikutnya.
Katakanlah: jika bapak-bapakmu, anak-anakmu,
saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan,
perdagangan yang kamu kuatirkan kerugiannya,
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,
lebih kamu cintai daripada Allah dan RosulNYA
serta jihad di jalanNYA, maka tunggulah sampai
Allah memberi keputusanNYA. Dan Allah tidak
memberi petunjuk bagi orang-orang yang fasik.
(QS. At Taubah : 24).
Beristighfarlah banyak-banyak karena kita berhadapan dengan Dzat Yang Maha Suci dan tidak menerima noda kefasikan sedikitpun yang disebabkan karena kurang ikhlasnya hati sang hamba.
No comments:
Post a Comment