Wednesday, August 10, 2022

 KOSONG


Adalah bagian kosong yang menopang kehidupan kita.

Jantung kita berdenyut dengan baik memompakan isi sekuncupnya karena ia terlebih dulu membuat ruang kosong yang bisa memungkinkan darah kotor dan darab bersih dialirkan.

Paru-paru kita memiliki kapasitas ruang-ruang kosong yang bisa diisi udara segar mengandung oksigen yang disebarkan ke seluruh tubuh. Hidung dan saluran pernafasan pun adalah ruang kosong yang tugasnya mengalirkan udara ke dalam dan keluar tubuh.

Mulut kita haruslah kosong agar bisa diisi makanan dan menelan dengan baik. Begitupun saluran panjang pencernaan kita mesti kosong agar bisa bergerak dengan semestinya.

Sendi kita adalah ruang kosong yang karenanya kita bisa bergerak. Rasulullah saw berkata ada 360 sendi dalam tubuh kita. Semuanya bisa diberkati dengan dua rakaat shalat dhuha. Agar gerak kita tertata, tidak asal gerak tapi liar tak karuan. Karena apa artinya sebuah gerakan tanpa sebuah tujuan yang benar.

Semua ruang kosong itu memungkinkan kita bernafas, makan, mendapat suplai darah bagi setiap sel di dalam tubuh kita. Sekitar 37,2 trilyun jumlah sel yang harus diurus. Kita ngga pernah mikir itu kan ya? Setiap hari badan ini digunakan, bahkan kadang dipakai maksiat, na'udzubillahimindzaliik. Tapi Tuhan Yang Maha Kasih itu tetap saja menguruskan tubuh ini.

Ruang kosong itu. Mestinya ada juga di hati kita. Agar kita diberi daya hidup yang hakiki. Sesuatu yang mengubah cara pandang kita memandang persoalan. Mengubah tabiat respon kita dalam menghadapi peliknya kehidupan. Mentransformasi akhlak kita. Sesuatu yang datang dari luar, sebuah kuasa-Nya. Hanya itu yang bisa mengubah diri dan segenap kehidupan yang mengitari kita.

Maka kuncinya adalah sediakan ruang kosong itu. Dalam shalat. Dalam dzikir. Dalam perenungan kita. Kosongkan diri dan tanyakan kepada-Nya, "Tuhan, apa yang Engkau ingin aku lakukan?"

Biarkan Dia yang mengaturkan kehidupan kita. Dia Yang Mengetahui awal dan akhir, mengetahui masa depan hingga hal-hal yang gaib. Sesuatu yang luput dari perhitungan dan perkiraan kita.

Ini salah satu kunci kehidupan. Ruang kosong.
Jangan-jangan sumber carut-marutnya kehidupan kita gara-gara kita lupa menyediakan kekosongan dalam hati itu. Terlanjur sibuk dengan agenda, rencana, keinginan, ambisi, impian, cita-cita dsb tanpa bertanya kepada Sang Pencipta yang paling tahu desain diri kita sendiri. "Apa yang terbaik untuk-Ku ya Tuhan?"

Make space for God.
Biarkan kuasa-Nya hadir dan menjamah setiap kehidupan kita.
Surrender.
Dan jadilah saksi atas sekian kebesaran-Nya

Bukankah setiap hari kita berseru "Allahu Akbar" dalam shalat-shalat kita. Allah Maha Besar. Tapi dimana kebesaran-Nya jika demikian sibuk mengurus sendiri kehidupan kita dan tak sadar sudah tergelincir dalam sebuah permainan Playing God. Dengan jargon, "I'm in control of my life", "It's my life, i can do whatever i want with it". "It's my success". "It's my dream".
Lantas Tuhan dimana?

Padahal yang namanya barang saja, mau itu barang elektronik, mobil, handphone dll selalu akan disertai dengan user's manual. Panduan penggunaan dan perawatan dari pabrik yang membuatnya. Badan kita, hidup kita, jiwa kita dan semuanya juga ada petunjuk penggunaannya. Sesuatu yang bisa diakses melalui Al Quran, hadits dan ya, ruang-ruang kosong itu tadi untuk bisa membaca sebuah petunjuk yang spesifik bagi setiap ciptaan. Karena kita terlahir dengan batch number yang berbeda-beda, tidak ada yang sama maka manualnya pun berbeda.

Itulah sebabnya shalat itu minimal 5 waktu sehari. Itu saat kosong kita mestinya. Shalat yang khusyu akan membuat semua kelebatan pikiran kita dihempaskan di kaki kita. Saat shalat hanya antara kita dan Tuhan. Di ruang kosong itu kita bertemu. Dan buah dari pertemuan itulah yang akan menopang kehidupan kita. Menjadi tiang dari diri dan semesta. Agar dia tidak ambruk.

The empty space.
Out beyond ideas, wrongdoing and rightdoing.
That is the meeting point.

Camping Tiveden, Swedia 11 Agustus 2022

No comments:

Post a Comment