Benarkah Tuhan Sang Pemelihara kita?
Lisan dan akal pikiran bisa saja berkata lantang. "Tuhan Sang Pemelihara alam semesta!"
Tapi, ketika pekerjaan terancam hilang,
Jelang akhir bulan dan uang sudah menipis,
Dagang tidak laku sementara kebutuhan mesti dipenuhi,
Tak kunjung bertemu dengan jodohnya,
Harga-harga melambung tinggi,
Bayangan harus membayar biaya kuliah anak di depan mata,
Orang tua sakit dan membutuhkan biaya perawatan tinggi,
Masa depan dan pendidikan anak-anak,
Keadaan pelik di rumah tangga,
Teman atau saudara yang biasanya membantu tiba-tiba menghentikan bantuannya.
Lantas kita menjadi khawatir, cemas, takut, bahkan marah kepada seseorang atau situasi tertentu. Tuhan seakan tidak berdaya menghadapi itu semua.
Dinamika kehidupan bisa menyeret kita menjadi mempertuhankan sesuatu selain Sang Rabb. Kita menjadi demikian terbiasa menyandarkan diri dan penghidupan kita kepada sesuatu itu. Karena semua hal yang menyangkut keseharian kita senantiasa akan menguji kebenaran pernyataan kita di Alam Alastu (Alam Penyaksian) dulu.
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu (alastu birabbikum)?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi (bala syahidna)." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini."
- QS Al A'raaf [7]: 172
Sunday, August 21, 2022
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment