Salah satu cara untuk meneropong derajat keikhlasan hati, adalah dengan memerhatikan saat orang lain memuji kita atas sekian pencapaian kita misalkan atau karena anak-anak kita yang sukses atau kecantikan dan ketampanan kita dll.
Lantas respon hati kita masih bereaksi seperti,
"Ya, itu karena kerja kerasku"
"Iya dong, masa gitu aja ngga bisa"
"Gue gitu lho..."
"Itu kan karena aku yang mendidik mereka"
Semua punya nada yang sama, Tuhan dilupakan. Walaupun katakanlah disertai berkata"alhamdulillah" tapi condongnya hati kemana tak bisa luput dari pengamatan Allah Ta'ala, Yang Maha Tahu segenap isi hati manusia.
Keikhlasan adalah hal yang halus, bahkan malaikat tak bisa mendeteksinya. Ikhlas atau tidaknya seseorang benar-benar sebuah rahasia antara sang hamba dengan Sang Pencipta. Tapi setidaknya gunakan salah satu tips sederhana ini saat mengevaluasi kemana wajah hati kita dihadapkan. Kalau masih tenggelam dalam pujian dan tidak mengembalikan semua pujian itu kepada Dia yang membuat segalanya mungkin, sebenarnya kita masih belum jadi hamba-Nya yang terpercaya - yang mengembalikan semua hal yang Dia amanahkan.
Ikhlas itu membutuhkan hilangnya si ego, karena seseorang tidak akan bisa ikhlas dan eksis pada saat yang sama.
No comments:
Post a Comment