Karya seni ini kecil kemungkinan dipajang di Saatchi Gallery London apalagi disimpan di Rijksmuseum Amsterdam, bahkan dikasih gratis saja belum tentu ada yang mau. Tapi buat saya, ini sangat-sangat berharga karena ia adalah buah tangan si bungsu. Saya simpan di dalam file dengan rapih supaya dia atau anak cucunya bisa lihat kembali bertahun-tahun dari sekarang.
Allah, kasih sayangnya jauh lebih dalam dibanding sayang orang tua kepada anaknya. Makanya setiap amalan dicatat rapih, ada petugasnya khusus pula yang melakukan ihwal pencatatan tersebut. Suatu saat nanti semua catatan itu akan diperlihatkan kembali. Bukan untuk mempermalukan hamba-Nya, sungguh Dia jauh dari sifat itu apalagi untuk menganiaya sang hamba.
Yang Dia inginkan adalah agar sang hamba beserta seluruh amalnya menjadi abadi bersamaNya, itu sebabnya Dia mengutus sekian banyak utusan berupa penyeru dalam kehidupan juga memberi petunjuk ke dalam lahir dan batin manusia. Agar manusia meraih kebahagiaan hakikinya masing-masing dan tidak tertipu oleh ilusi sesaat.
Karena Allah itu Maha Suci maka segala sesuatu yang tidak suci akan otomatis hancur terbakar menjadi api begitu mendekat dengan-Nya. Jadi bukan maksud Dia menyiksa seseorang di dunia maupun di alam yang menjelang datang. Akan tetapi ketika sang hamba datang masih membawa sekian banyak kekotoran hati, ketidakmurnian dan kebusukan jiwa semua kualitas itu akan terbakar habis ketika berhadapan dengan cahaya kesucian dan kebenaran.
Seperti orang tua yang memperlihatkan kembali kekaryaan masa kecil anak-anaknya, Dia akan membuka kembali setiap episode dalam hidup yang di dalamnya kebanyakan masih luput dan khilaf untuk mengenalNya karena wajah kita saat itu sedang berpaling kepada selainNya. Sebab semua dicipta karena Dia rindu untuk dikenal.
Gein, Amsterdam 17 Oktober 2017
11.09 ba´da sholat dhuha sambil menunggu jemput Rumi dari voorschool
No comments:
Post a Comment