MENYIKAT WC & IDE TULISAN
Sejauh saya membaca materi tentang "How to find writing ideas", belum ada yang mencantumkan tips "menyikat wc"untuk mendapatkan ide tulisan. Well it happened to me anyway :)
Penekanannya bukan semata-mata "membersihkan wc" tapi lebih kepada mengerjakan segala amanah yang ada di depan mata. Saya perhatikan banyak ide tulisan serta inspirasi untuk menerjemahkan datang saat saya sedang mengerjakan pekerjaan rumah yang selalu menumpuk setiap hari itu mulai dari merapikan tempat tidur, mencuci dan melipat pakaian, membersihkan rumah, mengantar anak-anak ke sekolah dan mengasuh mereka sejak bangun sampai tidur lagi. And here's what i've experienced. Pernah satu saat mencoba menunda beberapa pekerjaan karena tergoda hawa nafsu yang cenderung terburu-buru itu dengan jargon "harus hari ini selesai, yes you can!" and it all went south ladies and gentlemen. Inspirasi macet, kata-kata yang keluar terasa dipaksakan it just didn't feel good.
Pelan-pelan saya belajar bahwa sebuah amal shalih tidak bisa diraih dengan mengabaikan asas keadilan. Menganggap seakan kegiatan dan tugas yang lain kurang penting atau bahkan tidak penting dibanding sang "amal shalih" yang nampak lebih memukau itu. Karena semua yang Allah hadirkan seremeh apapun kelihatannya justru adalah tiang-tiang yang menyokong kemisian yang jika tiangnya tidak ditegakkan maka mustahil sebuah urusan akan tegak. Seperti firman Allah, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..."(QS Ibrahim:7)
Dalam pengalaman saya pribadi, amanah untuk menerjemahkan sebuah kitab kuno (Kitab Nabi Idris) yang oleh para ilmuwan di bidangnya diklasifikasikan sebagai tulisan yang njelimet oleh karenanya mursyid saya mengatakan fakta bahwa seorang emak rempong dengan dua balita bisa merampungkan proses penerjemahannya dalam sepuluh tahun adalah "sebuah keajaiban." In other words, it simply doesn't make sense!
Tapi dengan izin Allah terjemahannya bisa rampung ala kadarnya - namanya juga diterjemahkan oleh seorang amatir - editor saya tahu betul tentang ini :) Saya sadar betul yang saya lakukan hanya melayani satu persatu tamu-Nya yang dihadirkan tanpa harus ngoyo "harus kejar deadline". Metoda pendekatannya dibalik. Justru layani setiap apa yang hadir di saat itu. Tiba-tiba anak sakit, minta digendong, ada tamu di depan pintu, ada cucian numpuk, mainan berantakan, dan ya termasuk wc belum disikat. Lakukan semua itu dengan hati yang bernyanyi dan tiba-tiba begitu kembali ke laptop inspirasi mengalir deras hingga jari serasa menari sendiri.
Jadi jangan anggap remeh hal-hal kecil di sekitar kita. Kebaikan dan kontribusi yang kita berikan semungil apapun kelihatannya bisa jadi sebuah jalan dialirkannya rezeki lain lahir dan batin.
Gein, Amsterdam 25 Oktober 2017
16.28
Jelang les Bahasa Belanda
No comments:
Post a Comment