Sudah beberapa hari ini saya berpapasan dengan anak perempuan lucu teman sekolahnya Rumi dalam perjalanan ke sekolah. Setiap kali berjumpa saya selalu menyapanya hangat sambil memanggil namanya "Hoi Rani, goede morgen!" Dan setiap kali pula sang anak memberikan tatapan yang aneh kalau tidak cuek bebek. Tapi saya ngga menyerah, pagi ini saya ketemu lagi sama dia dan tetap saya sapa hangat "Hoi Rani! Leuke vakantie gehad?" Lalu Rumi tiba-tiba mendekat dan berbisik "Nee mama, itu namanya Seven" dengan intonasi mirip karakter "sadness" dalam film Inside Out.
Ah, terjawab sudah misteri selama ini....
-----
Seseorang tidak akan memberikan respon yang adekuat jika dipanggil tidak sesuai dengan namanya.
Jiwa kita pun punya nama langitnya sendiri, sesuatu yang memberikan identitas serta peran seseorang dalam menempuh takdirnya di alam ciptaan. Maka jangan seenaknya memberi nama anak, karena nama itu doa dan memberikan visi tentang misi sang anak.
Sebagaimana seseorang yang tidak akan merespon saat namanya tidak dipanggil. Jiwa kita tidak akan memberikan respon yang tepat saat identitasnya tidak diseru. Jiwa tidak akan bergairah jijka diberi makanan yang tidak sesuai dengan seleranya. Inspirasi, semangat dan tekad yang sejati hanya muncul ketika jiwa dengan namanya sendiri. Seorang yang berjiwa seni akan selalu merindukan kapan saat ia dapat menyalurkan bakat seninya. Seorang yang berjiwa ilmuwan akan selalu senang diberi ruang untuk memikirkan problematik di bidangnya. Demikian seterusnya.
Tantangan yang ada saat ini adalah membuat takaran hidup masing-masing seimbang. Agar kewajiban mencari nafkah tidak ditelantarkan, hak anak dan keluarga tidak disia-siakan dan kebutuhan mengurus diri sendiri tidak dianggap remeh. Kuncinya hanya dengan menjalankan semua dalam timbangan keadilanNya. Dan tidak akan orang berbuat adil tanpa dilandasi taqwa. Adapun taqwa mensyaratkan adanya iman yang menyala sebagai jembatan komunikasi antara sang hamba dengan Rabbnya. Jika jembatan itu tegak maka sang jiwa akan menari gembira mendengar seruan dari-Nya di setiap saat, dan ia pun akan menjawab "labbaik, Allahumma labbaik..."
Gein, Amsterdam 30 Oktober 2017
10.00 pagi selepas mengantar Rumi ke sekolah
No comments:
Post a Comment