Thursday, March 8, 2018

Masjid, memiliki ciri yang khas, ia pada hakikatnya adalah sebuah bangunan kosong. Memang harus kosong, tanpa perabotan, tanpa patung-patung, dan tanpa benda-benda mewah yang menghalangi ruang sujud. Karena masjid melambangkan qalb (hati) manusia, yang juga seharusnya kosong dari selain kehadiranNya.
Anjuran untuk mendirikan masjid pada hakikatnya adalah untuk membangun masjid dalam hati kita masing-masing, membangun ruang kosong di dalam diri, yang dikhususkan untuk-Nya semata. Karena tidak semua orang diberi kelapangan rezeki lahiriyah untuk membangun mesjid yang berupa bangunan fisik.
Jika sekadar membangun masjid yang berbentuk bangunan bisa dengan menggerakkan ujung jari untuk mentransfer uang yang dalam waktu relatif tak lama masjid itu jadi. Adapun membangun masjid di dalam hati harus berdekade lamanya dan harus menempuh medan jihad terbesar, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw, yaitu melawan hawa nafsu diri sendiri. Karena bentukan-bentukan hawa nafsu secara tidak sadar mengendalikan hidup seseorang: memengaruhi keputusan yang diambil, menguasai nuansa hati, mengatur irama emosinya dll. Demikian tak terasa dalam perjalanan hidup manusia, hawa nafsu itu bertransformasi menjadi berhala dalam diri sendiri.
Membersihkan sekian banyak berhala di dalam ka'bah adalah hal yang dilakukan oleh Rasulullah saw saat Futuh Mekkah. Karena hanya boleh ada ruang kosong dalam rumah Allah (baitullah). Kekosongan itu yang mahal. Karena demikian sulitnya mengosongkan diri, bahkan untuk sejenak.
Mengosongkan diri dari keinginan ini-itu yang tidak ada habis-habisnya.
Mengosongkan diri dari seribu satu ambisi dunia dan yang nampak seolah spiritual.
Mengosongkan diri dari amarah, dendam, kekesalan, kecemasan dan rasa takut dsb.
Karena pada saat kosong itulah kehadiranNya menjadi bisa dibaca (iqra).
Seperti halnya ketika diri hening, baru petunjuk yang dibisikkan oleh-Nya dapat terdengar.
Dengan demikian, membangun mesjid pada hakikatnya sebuah perjuangan besar untuk mengosongkan diri, supaya Dia bisa hadir. Dan adzan adalah panggilan yang didesain di waktu-waktu tertentu yang spesial agar sang hamba melepas sejenak 'mainannya', membersihkan diri dengan air dari deru debu dunia. Dan sesaat menciptakan ruang kosong itu. Supaya hanya ada dirinya dan diri-Nya semata.[]

No comments:

Post a Comment