Dalam hidup walau
seseorang dengan lisannya berucap “Allahu Akbar” – Allah Maha Besar, Allah Maha
Kuasa, Allah Maha Baik, akan tetapi saat dihadapkan dengan situasi yang
mencengkramnya kerap kali kekuatan kausalitas lebih kuat pengaruhnya dalam
dirinya dibandingkan kuasa Allah. Artinya ia lebih percaya kepada apa yang ada
dalam genggamannya dibandingkan apa yang ada dalam genggaman Allah.
Katakanlah seseorang yang memiliki uang satu trilyun lebih
merasa hidupnya terjamin, padahal walaupun ia memiliki uang sebanyak itu pun
seharusnya dalam hatinya harus lebih takut dia tidak bisa memenuhi kebutuhannya
besok dengan seribu satu sebab, karena apapun bisa musnah seketika dengan izin
Allah. Demikian juga kalaupun satu jam lagi tenggat waktu pembayaran tiba akan
tetapi uang yang dibutuhkan belum juga ada walaupun telah melakukan berbagai
ikhtiar, hati harusnya tidak gentar, karena Allah Maha Kuasa menggerakkan
apapun dalam sekejap.
Manusia yang dicengkeram rasa panik, was-was dan khawatir
tidak bisa memenuhi kebutuhan dunianya kemudian cenderung menjadi hamba dunia.
Karena ia kurang percaya kepada Allah dan lebih percaya kepada usahanya
sendiri, kepada pinjaman dari sana-sini, kepada kekuatan lain yang dia sudah
perhitungkan. Orang yang menjadi hamba dunia berarti dia telah Allah lepaskan
dan serahkan kepada dunia, hingga ia menjadi tenggelam dalam kesulitan memenuhi
sekian banyak kebutuhannya yang tak akan pernah habis hingga nyawa menjemputnya
suatu saat. Ciri orang yang dikuasakan kepada dunia adalah ia menjadi tidak
melihat keajaiban Allah dalam hidupnya. Ia tidak merasakan datangnya rezeki tak
terduga. Tidak mencecap sebuah ketakjuban saat Allah tiba-tiba menghapus duka,
melebarkan jalan dan menghilangkan kesulitannya. Ia menjadi terputus dengan
Allah Ta’ala. Maka hendaknya seseorang harus lebih yakin dengan semua jaminan
Allah dibanding dengan berbagai investasi dunia yang telah dipersiapkan.
Silakan berikhtiar yang optimal, tapi jangan menyandarkan hati kepada semua
upaya itu.
(Adaptasi dari pengajian hikmah Al Quran yang diampu oleh
Mursyid Zamzam AJ Tanuwijaya, 2 Mei 2010)
No comments:
Post a Comment