Friday, May 24, 2019

Seorang guru suatu hari bertanya kepada muridnya, “Nak, apakah engkau tengah berbahagia sekarang?”

“Oh, bahagia sekali Guru” ujarnya dengan wajah yang cerah.

“Alhamdulillah, jika demikian adanya. Bolehkah Gurumu ini tahu mengapa engkau begitu bahagia?”

“Alhamdulillah rumah tangga harmonis, rezeki lancar, anak-anak sehat dan saya pun diberi kesehatan prima untuk mencari nafkah.”

Sang Guru mengangguk-angguk. “Iya saya bisa memahami itu. Tapi nak, kalau tiba-tiba Allah menakdirkanmu pada salah satu atau beberapa kondisi misalnya rumah tanggamu dibuat tidak harmonis, rezekimu seret, anak-anak bermasalah dan dirimu diberi sakit sedemikian rupa yang mengganggu aktivitasmu, bagaimana? Apakah engkau lantas menjadi tidak bahagia?”

Sang murid tertegun sejenak, lalu menjawab, “Ya, rasanya sulit membayangkan diri saya bahagia dalam keadaan yang Guru sebutkan tadi.”


Kemudian Sang Guru berkata sambil tersenyum dengan penuh kasih sayang. “Anakku, semua hal yang kau sebutkan itu adalah sumber-sumber kesenangan yang bersifat sementara dan ada saat akhirnya. Adapun sumber kebahagiaan adalah abadi dan berlaku selamanya. Belajar dan berjuanglah untuk mencari mata air kebahagiaan dalam dirimu sendiri yang dengannya engkau tidak menggantungkan kebahagiaanmu pada obyek-obyek di luar dirimu yang fana.”

No comments:

Post a Comment