Sungguh Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (ahsani taqwiim)
Kemudian Kami kembalikan
dia ke tempat yang serendah-rendahnya (asfala saafiliin)
Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka akan mendapat pahala yang
tidak ada putus-putusnya.
(QS At Tiin [95]: 4-6)
Saya pernah bertanya kepada Allah, kenapa Engkau menciptakan
alam dunia dengan segenap kondisi kegelapan yang berwujud menjadi kejahatan
disini? Apa fungsi fase kehidupan dunia yang merupakan alam paling jauh atau ujung
dari “selendang-Nya”ini?
Perlahan-lahan saya bisa memahami kebijakan Allah di balik
kita harus menempuh medan kehidupan dunia dalam batasan qadha dan qadar-Nya
ini. Karena sejak awal penciptaan niatan Dia menciptakan alam semesta dan
segala isinya adalah karena “Aku rindu untuk dikenal”(Hadits Qudsiy). Pastilah
Dia mendesain seluruh kehidupan hingga ke alam terjauh ini untuk memperkenalkan
semua aspek dari diri-Nya. Ya, semuanya. That’s what i called by love. <3
Di tempat yang rendah ini manusia yang tadinya makhluk yang
tinggi karena diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya kemudian bisa
tenggelam dalam sihir alam dunia yang rendah ini dan menjadi makhluk yang
rendah bagaikan hewan atau lebih rendah lagi, yaitu seperti syetan. Kecuali orang-orang
yang beriman dan beramal shalih. Dengan kata lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.
Inilah kiranya hikmah kita diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan
ini, yang dalam firman Allah Ta’ala agar dengan shaum ini kita menjadi orang
yang bertaqwa. Karena hanya orang yang taqwa yang bisa bangkit dari tempat yang
rendah. Dengan shaum kita belajar
mematikan kehendak diri, dimulai dari tataran raga menahan dahaga – walaupun bisa
curi-curi minum tanpa orang lain tahu – tapi hati kita berkata Allah Maha Tahu,
dan kita pun menjaga itu. Sebuah ibadah luar biasa yang insya Allah akan diganjar
tanpa batas olehnya. Dia yang berfirman, “Setiap amalan manusia adalah untuknya
kecuali puasa, sebab ia hanyalah untuk-Ku dan Akulah yang akan memberikan
ganjaran padanya secara langsung.” (HR Bukhari 7/226)
No comments:
Post a Comment