Monday, July 19, 2021

 Intensive Care


Di rumah sakit petugas di bagian Intensive Care Unit memiliki beban dan tanggung jawab yang lebih, karena yang dirawat adalah pasien-pasien dalam keadaan kritis. Karenanya desain working station mereka ditempatkan di sekitar tempat tidur pasien yang tubuhnya terpasang oleh berbagai selang dan kabel yang terhubung ke macam-macam patient support and monitoring devices.


Selama 24 jam perawatannya tak henti-hentinya. Memastikan keadaan pasien tidak bertambah buruk dan bahkan membaik hingga bisa keluar ke ruang perawatan biasa tanpa pengawasan intensif.


Bicara tentang intensive care. Kita sebenarnya dalam sebuah ruang intensive care raksasa. Yang dirawat adalah jiwa kita dan Sang Perawat adalah Allah Rabbul 'alamiin. Begitu terlintas setitik kerinduan di hati seorang hamba yang membuatnya mencari kebenaran, maka dimulailah segenap aspek perawatan dari-Nya. Sebuah treatment Ilahiyah yang ditujukan kepada pemurnian dan pertumbuhan jiwa. 


Pertama, jiwa akan dibangkitkan dari tidur lamanya selama berdekade lamanya. Lalu perlahan tapi pasti jiwa akan diajari secara seksama tentang untuk apa dia dicipta. Bahwa setiap orang memiliki kemampuan bawaan yang sangat unik yang membuat setiap manusia menjadi begitu berharga kehadirannya dan tak ada manusia kelas dua di dunia ini. Semua unggul di bidangnya masing-masing.


Perawatan Ilahiyah ini kadang berupa hal yang menyakitkan, seperti ketika perawat menjejalkan selang panjang (nasogastric tube) ke dalam hidung pasien hingga masuk jauh ke lambungnya. Menyakitkan. Tapi tanpa itu tubuh tak bisa mendapatkan energi untuk pulih.


Pengetahuan akan hikmah dari sebuah takdir maka akan membuat si hamba bernafas lega, dia mulai bisa berkata "tak ada yang Kau ciptakan sia-sia", tidak pada tragedi ini, tidak pada kematian ini, tidak pada perceraian ini, tidak pada pengkhianatan ini, tidak pada kegagalan ini, tidak pada episode penantian panjang ini. 


Kemudian, jiwa yang mulai tumbuh akalnya akan mulai bisa membaca kebaikan allah di balik semua takdir yang dia hadirkan. Semakin jiwa tumbuh maka ia akan semakin dikenali, makin berjarak dengan hawa nafsu dan syahwat bawaan raganya. 


Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa mengenal jiwanya maka akan mengenal Rabbnya" Jiwa yang tak tumbuh tak akan pernah bisa dikenali. Maka dia harus bangkit dan tumbuh dengan segenap pengaturan dalam nikmat hidup yang Sang Rabb aturkan. Karenanya kita menjadi lebih mengenal siapa Dia, Rabb. Agar besok lusa kalau kita dipanggil berpulang, maka kita bisa menjawab dengan luas pertanyaan para malaikat di alam kubur, "Man Rabbuka?" Siapa Rabbmu? Kenalkah dengan-Nya?

No comments:

Post a Comment