Monday, July 5, 2021

 Ada sebuah kisah klasik tentang saudagar kaya yang berupaya menghindari kematian. Tentu kita sudah bisa menduga akhir kisahnya seperti apa. Tapi di tengah masa pandemi yang banyak manusia menjadi terbagi dalam dua kutub ekstrem dalam menyikapinya - satu kutub menjadi panik dan paranoid dan kutub lain cenderung menganggap remeh bahkan menyangkal keberadaan wabah yang sekarang tengah Allah hadirkan dengan dalih teori ini dan itu - maka kisah ini menjadi relevan jika saya adaptasi dan ceritakan ulang.


Kematian adalah hal yang niscaya. Kita sebagai orang beragama sudah tak asing dengan informasi dari Rasulullah saw yang menyebutkan bahwa saat manusia berusia 120 hari dalam kandungan maka empat hal dituliskan kepadanya. Kematian adalah salah satunya. Kebetulan di masa pandemi ini, ternyata yang tertulis berpulang di rentang waktu 2020 dan 2021 ini lebih banyak.


Tapi memang kebanyakan manusia cenderung takut mati. Berpisah dengan orang-orang yang dia cintai dan bayangan yang tak jelas tentang apa yang ada setelah kematian membuat ide tentang kematian sendiri bagaikan sebuah horor yang cenderung ia abaikan atau lari darinya. Begitu pula seorang pengusaha kaya ini. Begitu pandemi datang, ia langsung mengisolasi diri dan keluarganya di rumah yang luasnya berhektar-hektar lengkap dengan kolam renang dan padang golf. Semua pegawai yang keluar masuk harus dites dulu. Seorang perawat selalu standby dibagi dalam 3 shift di rumahnya. Jika ia bosan. Ia hanya tinggal pindah dari satu negara ke negara lain terbang dengan pesawat jet pribadinya, karena ia punya rumah dimana-mana.


Suatu hari, penasihat spiritualnya mengabari bahwa ajalnya akan datang dalam beberapa hari ini dan bahwa ia akan meninggal di California, di dalam salah satu villa besarnya yang satu kompleks dengan artis-artis Hollywood papan atas. Merasa tak siap mati, masih ingin berkumpul dengan keluarga, anak-anak dan menyaksikan mereka tumbuh dewasa - maka si pengusaha kaya ini menyiasati untuk pergi dari California, ke sebuah pulau di sekitar kepulauan Hawaii. Berpikir siapa tahu dia bisa menghindari kematian.


Pada saat yang sama, terjadilah percakapan di antara para malaikat yang salah satunya bertugas untuk mencabut nyawa:

"Ada yang aneh dengan catatanku hari ini. Sebelumnya tertulis bahwa aku harus mengambil nyawa si fulan (sang pengusaha kaya) di rumahnya di California. Tapi last minute catatannya berubah menjadi di Hawaii. Apa yang harus kulakukan?"


"Laksanakan perintah yang terbaru." Kata malaikat lainnya.


Dan terjadilah pertemuan yang tak terelakkan antara malaikat maut dan pengusaha yang hendak menghindari kematian tersebut...

No comments:

Post a Comment