Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.
(QS Ibrahim [14]:26)
Ada jenis manusia yang digambarkan dalam Al Quran seperti pohon yang tercerabut akarnya dari bumi, dimana pohon itu tidak dapat tegak sedikitpun. Ini adalah gambaran manusia yang tidak kokoh berpijak di buminya. Tidak memegang amanah dunia yang ada. Berpaling dari takdir yang Allah tetapkan baginya di bumi dimana dia berpijak.
Bumi kita adalah tubuh kita dengan segala keadaannya, keadaan rumah tangga, hubungan dengan pasangan, keadaan anak-anak, warna kehidupan yang melingkupi, pekerjaan yang sekarang ada, rumah yang sekarang ditempati, negeri dimana dia berada. Semua dihadirkan oleh Allah Ta'ala yang mengatur takdir setiap insan dengan sangat detil.
Pohon yang tercerabut dari akar adalah gambaran dari manusia yang berpaling dari realita yang ada. Dia mengeluhkan bahkan menolaknya. Alih-alih akarnya mencengkeram kuat bumi dan menyerap air dan unsur hara sehingga membuat batang dan ranting-ranting pohon merentang ke langit dan menerima banyak anugerah. Ia pun tumbang, jatuh, terpuruk, kehilangan dirinya. Jiwanya merana walaupun seolah-olah penghidupan dunianya tercukupi sekalipun.
Lalu bagaimana agar pohon itu akarnya menjejak kuat? Kata kuncinya adalah syukur. Terima dan syukuri apa yang ada. Sepahit dan setidak enak apapun fenomenanya. Bagian dari menjadi dewasa adalah kita harus belajar menelan pil pahit kehidupan demi kesehatan jiwa.[]
No comments:
Post a Comment