Friday, September 30, 2022

 Allah sebenarnya tidak butuh sujud kita. Karena itu sujud dan segenap ibadah itu bukan semata-mata dikerjakan untuk sekadar "memperbanyak setoran", tapi bagaimana semua ibadah itu menjejak ke dalam jiwa hingga hatinya menjadi lebih terang dicahayai oleh cahaya akal.


Karena nilai manusia yang sebenarnya adalah pada pemaknaan hidup. Yang dengannya ia bisa semakin memaknai pekerjaannya yang semula dianggap tidak sukses, memaknai wajah dan bentuk tubuh yang dipandang biasa-biasa, memaknai warna kehidupan rumah tangga yang dia anggap kurang bahagia, memaknai makna sebuah perceraian, memaknai sebuah episode berpoligami, memaknai anak dan pasangan yang dibuat sakit, memaknai konflik yang ada antara orang tua dan anak, memaknai kenapa usahanya dibuat bangkrut di suatu waktu, memaknai kenapa dia dibuat jatuh cinta kepada orang lain, memaknai kenapa hati dibuat begitu beku dan kurang bergairah, memaknai sebuah episode penantian yang lama, memaknai kenapa dia dibuat gagal terus di suatu bidang dll.

Agar manusia jangan sekadar singgah di bumi ini dan terkatung-katung dari satu aliran takdir ke aliran takdir yang lain tanpa memahami bahwa semua didatangkan dengan satu alasan. Agar ma'rifat kita semakin bertambah kepada-Nya. Itulah letak pemaknaan yang hakiki.

No comments:

Post a Comment