Hawa nafsu itu sifatnya terburu-buru. Ingin cepat kaya, ingin cepat populer, ingin segera naik pangkat, ingin buru-buru ini dan itu.
Kalau bisa tanpa susah payah. Sogok kiri-kanan. Sikut depan-belakang. Mengemis sana-sini. Tutup mata dan tutup telinga. Sebodo apa kata orang, apalagi kata hati, yang penting egonya terpuaskan.Banyak yang tertipu skema bunga besar, untung sesaat, modal sekecil-kecilnya untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. All of those nonsense. Namanya juga "nonsense", cause it simply doesnt make any sense.
Ingin untung banyak tanpa keluar keringat dan tak perlu menunggu lama. Itu jualan setan dan para penipu sejak zaman dulu. Old songs. Tapi toh banyak yang termakan janji-janji seperti itu.
Padahal, dalam berpeluh mencari nafkah ada sekian banyak rahmat yang turun. Dalam bersabar menanggung beban keluarga, ada otot-otot kesabaran yang tengah diperkuat. Dalam tidak mengeluh menjalani takdir yang ada: rasa sakit, kesepian, penantian dan lainnya, ada pohon akal jiwa yang tengah ditumbuhkan.
Pada saatnya, pohon di dalam diri itu akan berbuah manis. Karena kesabaran selalu berbuah manis. Buah-buahan itu yang sejak di dunia saja kita sudah mulai bisa meraup manfaatnya, apalagi di akhirat nanti. Maka tak heran kalau para penghuni surga mengenali buah-buahannya tersebut. Buah dari taqwa dan kesabaran mereka menanggung kesulitan dan ujian di dunia,
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan beramal shaleh, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (QS al-Baqarah: 25)
No comments:
Post a Comment