ROLLERCOASTER OF LIFE
Sekilas dia baik-baik saja. Penampilannya bak artis Hollywood. Semua yang dia pakai merk papan atas. Dan orangnya nampak selalu ceria. Tapi hari ini entah kenapa saya ingin berhenti sejenak saat berpapasan dengannya. Sekadar bertanya kabar.
"How are you?"
"I'm fine and you?" Jawabnya standar.
"I'm fine. But really how are you?"
Dia masih bilang fine. Cerita sana-sini. Tentang anaknya. Tentang pekerjaannya. Dan saya dengarkan dengan seksama sambil menatapnya dalam-dalam sampai dia terhanti dan melempar berita mengejutkan.
"My husband was asking for a divorce"
Dia nampak berusaha tegar saat mengatakannya. Walaupun demikian saya lihat pandangannya dilempar jaih-jauh seakan masih tak berdaya menghadapinya. Wajar saja, setelah 20 tahun pernikahan, ini hal yang mengejutkan buatnya. Dia berusaha kuat, untuk diri dan anaknya.
"I cried for weeks everyday and I lost my weight!" Sambil memerlihatkan lingkar pinggangnya yang jauh mengecil dan tersembunyi di balik jas mahalnya yang panjang menjuntai.
Dia sudah mengendus gelagat tidak beres berbulan-bulan sebelumnya. Suaminya sering pulang dini hari, kadang bau alkohol. Kalau ditelepon tak diangkat. Tapi kalau anaknya yang telepon pasti diangkat, sambil sering terdengar suara musik hingar-bingar dan suara tawa banyak perempuan. Tapi dia pikir suaminya sudah cukup dewasa untuk melindungi rumah tangga yang telah mereka bina bersama selama dua dekade lamanya.
But life is like rollercoaster sometimes and really bites.
"Luckily I have job that keeps me busy" katanya sambil membetulkan letak kacamata yang efektif menyembunyikan tatap mata kesedihannya.
I went speechless. Saya cuma bisa memeluknya dan berdoa untuk kekuatannya.
Saya tahu dia sering menyebut nama Tuhan.
Bisa jadi itu sumber kekuatan utamanya.
"God bless you"
Saya berbisik padanya.
"Thanks Tessa...."
Sedikit senyum mengembang di bibirnya yang merah menyala, pasti oleh lipstick merk mahal lainnya. Dia memang suka membeli barang-barang mahal. Ternyata itu hiburan buat dirinya. Menutupi sebuah kekosongan di hatinya. Lubang besar yang kian menganga dengan proses perceraian ini.
Semoga Tuhan membimbingmu menemukan kebahagiaanmu yang sejati kawan...
No comments:
Post a Comment