Thursday, September 19, 2019


Ikhlas itu perkara yang tidak mudah, karena terkait  dengan tauhid. Maka seorang yang ikhlas adalah orang yang bergantung kepada Allah sepenuhnya baik itu dalam persoalan diantara manusia maupun dalam persoalan mencari rezeki.

Kebergantungan kita kepada sesuatu selain Allah itulah yang kemudian melahirkan penderitaan bagi dirinya sendiri.

Seorang yang terlampau bergantung kepada pasangan akan kecewa berat manakala orang yang dia cintai justru menyakitinya.

Seorang yang demikian tergantung kepada pekerjaan atau usahanya demi mencukup kehidupannya akan terseret dalam pusaran kesibukan yang tak kenal henti dan membuat penat serta lemah jiwanya.

Seorang yang terjerat dalam mencari status dan kedudukan di hadapan manusia akan terjerembab dalam kehidupan yang bukan miliknya yang sejati dan tidak membawa kebahagiaan yang hakiki.

Pontang-pantingnya kita dalam kehidupan. Lelah hatinya kita menghadapi tantangan hidup. Dan murung raut muka kita menyongsong takdir suci-Nya adalah semata-mata karena hati masih tertawan pada obyek-obyek yang fana, sesuatu selain Allah Ta’ala Sang Keabadian.

Maka pada prinsipnya setiap manusia tengah tersentuh oleh syaithan selama ia tidak betul-betul mencari Allah.

Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis (ikhlas) di antara mereka.” (QS Al Hijr [15]:39-40)

No comments:

Post a Comment