Jujur ya.
Kalau kita merasa bangga dengan pujian. Senang kalau dipuji dan marah kalau dikritik. Itu tanda masih ada kesombongan dalam hati.
Senang dipuji karena merasa dirinya yang berhak mendapat pujian. Padahal tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.
Marah kalau dikritik tanda kalau diri merasa baik, tidak terima saat ditunjukkan kekurangan diri. Masih dekat dengan sifat sombong.
Kalau orang yang bersih hatinya, dipuji akan dikembalikan pujian itu kepada Allah, sadar bahwa dirinya tidak berhak menerima pujian itu.
Kalau bening hatinya, dikritik atau dimarahi akan menerima jika memang ada hal yang dapat diperbaiki. Atau kalau memang kritikan itu tidak akurat, ia pun tak akan marah kepada yang melontarkan kritik karena memang tidak benar adanya.
Demikianlah, dinamika dunia dan pergaulan sungguh sebuah pertolongan dari Allah agar kita bisa bercermin dengannya tentang keadaan hati yang dalam yang sulit diteropong itu.
Apakah kita masih pemarah? Ngambekan? Gampang tersinggung? Egonya tinggi? Gila pujian?
Berkacalah dengan baik. Sungguh tak akan seseorang Allah izinkan berkata sesuatu atau berbuat sesuatu kepada kita kecuali untuk mengajari kita sesuatu. Dan ilmu yang paling utama sebelum mengenal Allah adalah mengenal diri. Keburukan dan kejahatan yang menyelinap dalam hati. Ya, kita yang merasa sudah baik ini padahal hatinya masih berbau busuk. Naudzubillah...
No comments:
Post a Comment