Orang itu butuh memaknai kegiatan dan pekerjaannya. Bahwa aktivitasnya seremeh apapun kelihatannya adalah bagian dari konstelasi agung semesta alam.
Jika Dia tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia, maka sadarilah bahwa tidak ada satupun angin takdir yang tak bermakna. Semua diizinkan hadir dengan sebuah tujuan agung.
Apapun yang dihadirkan ke tangan kita saat ini, entah itu pekerjaan, usaha, anak, keluarga, semuanya adalah anak-anak tangga yang harus kita daki agar si jiwa naik ke langit melalui semua itu.
Setiap kita harus menjadi pohon yang akarnya menghunjam kuat ke tanah dan cabang-cabangnya merentang ke langit. Tanah bumi dan kehidupan kita harus dipegang kuat-kuat dan disikapi sebaik-baiknya, itu syarat agar jiwa kita bisa makin merentang ke langit dan merengguk pengetahuan-Nya yang suci.
Itulah mengapa sifat mengeluhkan keadaan dengan didasari kelemahan jiwa merupakan salah satu dosa yang fatal. Karena saat seseorang mengeluhkan keadaannya, tidak menerima ketetapan-Nya dan berkecil hati dengan kehidupan sambil mengerjakan semua aktivitas seadanya tanpa sungguh-sungguh. Ia seperti mencerabut akar pohon diri dari tanah kehidupan yang justru akan melontarkannya ke langit.
Sekarang, mari kita berkaca ke dalam diri. Sekuat apa akar-akar kita menghunjam ke bumi diri dan memegang semua amanah yang Dia berikan?
No comments:
Post a Comment