Katakanlah, “Apakah (patut) aku mencari tuhan selain Allah padahal Dialah Tuhan (Rabb) bagi segala sesuatu…” (QS Al An’aam [6]: 164)
Secara tidak sadar di dalam hati banyak tuhan palsu yang kita bertawakal dan demikian membanggakan serta bergantung kepadanya serta menjadi mengatur segenap kehidupan kita: tuhan berupa nama baik, tuhan berupa gaji tetap, tuhan berupa skema pensiun, tuhan berupa gelar akademik, tuhan berupa pasangan hidup yang terlalu dicintai melebihi cinta kepada Allah, tuhan berupa kenyamanan kehidupan, tuhan berupa takut gagal dan takut miskin, tuhan berupa takut tidak bisa membahagiakan anak, tuhan berupa kekhawatiran tidak bisa memberi masa depan yang baik bagi anak cucu, tuhan berupa ingin pencerahan spiritual, tuhan berupa ingin hidup sehat dan takut sakit, tuhan berupa obat atau terapi tertentu, tuhan berupa takut mati, tuhan berupa tabungan, investasi, warisan dan deposito, tuhan berupa ingin dipandang sukses, tuhan berupa takut sendiri, tuhan berupa mazhab tertentu, … dan banyak lagi.
Apapun yang mengendalikan kita, yang kita takut kehilangannya dan merasa tenteram jika ia ada maka itu berpotensi jadi tuhan dalam hati. Maka harus banyak istighfar, menyadari betapa mudah hati kita berpaling dalam ketergelinciran yang halus dan ‘berselingkuh’ di depan Dzat Yang Maha Memelihara kita.
No comments:
Post a Comment