Friday, July 24, 2020

Tidak ada yang namanya pekerjaan yang hina atau kurang keren. Itu semua ilusi yang kita bangun atau tak sengaja terbentuk oleh lingkungan kita dan terlanjur terpatri di alam pikiran masing-masing. Bukankah setiap orang memiliki fungsi dan perannya masing-masing?

Dalam sebuah organisasi tidak mungkin semua menjadi pemimpin, akan kacau roda organisasi kalau tidak ada sebuah jenjang kepemimpinan. Tidak semua harus jadi direktur atau manager. Tidak semua harus memiliki menjadi business owner. Kalau memang dimudahkan silakan, syukuri dan gunakan untuk kepentingan orang banyak – agar nikmat Allah tidak dinikmati oleh hanya sekelompok orang saja. Bukankah Islam itu tujuannya menjadi rahmatan lil ‘alamiin. Rahmat bagi semesta alam, tanpa membedakan agama, suku dan ras. Semua mesti diayomi, semua berhak mendapat kasih sayang.

Dalam konteks menjadi “rahmatan lil ‘alamiin” itulah setiap kita bergerak. Ada yang dalam sepi di dalam rumah tangga, tanpa seorang pun tahu bagaimana kesibukannya mengurus seorang anak manusia dan segala kegiatan rumah. Ada yang dalam hening mengukur jalanan seharian mencari nafkah, menjajakan dagangannya dengan hasil yang kadang membuat senyum dan kadang membuat dirinya mengelus dada.

Apapun pekerjaan yang Allah mudahkan ke tangan kita masing-masing, kemuliaan dari sesuatu itu hanya akan muncul ketika kita ikhlas menjalaninya. Karena pekerjaan keren dan tampak sukses di mata manusia sekalipun jika dikerjakan dengan hati yang riya dan ujub percayalah tidak akan kemana-mana itu semua. Hanya akan dicampakkan ke wajah sang pelaku. Seperti yang dikisahkan oleh Rasulullah Saw dalam hadits riwayat Mu’adz bin Jabbal tentang tujuh penjaga langit. Sebaliknya, jika sesuatu yang dikerjakan lillahi ta’ala sesederhana mengganti popok anak, membantu membersihkan selokan di daerah perumahan, berjalan menjajakan dagangan walaupun sepi pembeli, tapi Gusti Allah sungguh Maha Menyaksikan hati mereka yang menyeru-Nya.



Jadi akhirnya kemuliaan dan kerennya suatu pekerjaan itu hanya diukur dari apakah melalui pekerjaan itu hati seseorang menjadi semakin memandang Allah Ta’ala atau malah berpaling dari-Nya.[]


No comments:

Post a Comment