"The worst thing about a plague is the dejection of ephemeral."
- Thucydides
Thucydides yang karyanya banyak dikaji sebagai sumber sejarah Yunani pada awalnya adalah seorang jenderal yang kemudian dalam masa tawanannya di penjara, beliau menuliskan banyak pengalamannya yang pada masa itu Athena tengah bertempur melawan Sparta dalam Perang Peloponesia selama hampir tiga dekade lamanya.
Pada tahun kedua perang terjadilah wabah yang merenggut hampir separuh penduduk Athena. Thucydides menuliskan pengalaman dan pengamatannya menghadapi wabah itu. Dia mengamati bahwa manusia yang mengklaim tubuh dan kehidupan ini miliknya kemudian menjadi bagaikan runtuh semua kehidupan beserta waham angan-angan panjangnya dengan kedatangan wabah yang tiba-tiba ini.
Dalam pandangannya, kematian atau kehilangan harta benda bukan hal terburuk yang terjadi ketika wabah menyerang. Akan tetapi yang lebih parah dari itu adalah bahwa manusia demikian sulitnya menerima kenyataan bahwa kehidupan di dunia ini fana dan hanya sementara saja. Kenapa hal itu lebih buruk? Karena manusia jadi kehilangan esensi kemanusiaannya yang sebenarnya entitas jiwanya merupakan makhluk langit yang tinggi yang diciptakan abadi untuk menjelang alam-alam berikutnya yang lebih mencengangkan dan menakjubkan.
Dengan kata kain, jika manusia hanya berkutat memenuhi hawa nafsu dan syahwat saja, itu yang disebut dalam Al Quran sebagai "kal an'aam" - bagaikan binatang ternak. Atau bahkan lebih buruk lagi. Na'udzubillah...
No comments:
Post a Comment