Kurban yang kita coba sisihkan harta untuknya secara berkala itu baru latihan saja untuk kurban yang sesungguhnya. Adalah lebih mudah menyerahkan harta yang sebetulnya pada hakikatnya sesuatu yang Allah titipkan. Ada kurban lain yang lebih Allah sasar, sesuatu yang sangat melekat dengan hakikat kita yang kita sudah terbiasa menggunakannya sejak hari pertama berada di alam ini, yaitu diri kita sendiri.
Beranikah kita mengorbankan perasaan diri? Keinginan diri? Ambisi diri? Cita-cita pribadi? Ego diri dll demi Allah. Untuk melebur dalam karsa-Nya. Ridho mengalir dalam ketentuan-Nya? Menerima apa yang Dia tetapkan untuk diri ini sepahit dan sesulit apapun itu kelihatannya di awal waktu. Sebagaimana tidak mudahnya manusia menerima sebuah perubahan. Tapi, perubahan itu perlu dilakukan agar kita melangkah menuju orbit diri yang sebenarnya yang disitu terletak surga dunia akhirat kita. Allahu Akbar. Allahu Akbar wa lillahil hamd.
No comments:
Post a Comment