Friday, July 17, 2020

Rugi kita kalau hidup hanya sekadar sebagai pemenuhan hasrat dan cita-cita duniawi atau terdera dalam kesibukan menyelesaikan persoalan yang tak pernah kunjung usai.

Urusan beruntun terus sejak usia sekolah, bekerja, menikah, punya anak, punya cucu, belum masalah rumah, keuangan, ini dan itu. Sampai mati kita hanya sibuk mengurus utusan-utusan-Nya tanpa pernah menengok Tangan Mulia, Sang Sumber yang mengirimkan itu semua.

Akibatnya semakin bertambah umur, semakin memutih rambut, semakin lemah kekuatan diri yang tersisa hanya kisah-kisah dan bekas-bekas kejayaan yang kebanyakan malah tidak terbawa ke alam berikutnya. Bahkan ia gagap untuk menjawab pertanyaan pertama saat ia membuka mata dari kematian awal di alam kubur, yaitu "Man Rabbuka?" - siapa Rabb kita? Yang memelihara kita, yang memberi kita rezeki, yang mengurus tubuh kita dan semesta ini siang dan malam. Jika jiwa tak pernah mencecap rasa pengenalan saat di penggal kehidupan ini, mungkinkah kiranya ia menjawab satu pertanyaan sederhana itu?

Amsterdam,17 Juli 2020
21.44

No comments:

Post a Comment