Tuesday, August 31, 2021

 Menyalahkan orang lain atau situasi atas apa yang terjadi kepada kita itu adalah jalan yang paling mudah. Tapi jika modus kita begitu terus, maka selamanya kita tidak pernah akan belajar dalam hidup karena tidak pernah menjadikan episode itu menjadi sebuah cermin untuk melihat ke dalam diri.


Di dalam rumah tangga atau pekerjaan misalnya, adalah jauh lebih mudah melihat kesalahan dan kekurangan pasangan atau rekan kerja dibanding melihat kekurangan kita sendiri. Seperti kata pepatah, "Gajah di pelupuk mata tak nampak, kuman di seberang lautan tampak".


Memang tidak mudah untuk meneropong ke dalam diri. Butuh sebuah keberanian untuk melakukannya. Karena banyak orang takut untuk menghadapi kenyataan yang sesungguhnya dan cenderung ingin hidup dibuai oleh ilusi diri yang bukan kenyataan sebenarnya. Itu mengapa orang kemudian cenderung lebih suka dibelai oleh pujian dibanding berbesar hati menuai kritikan.


Di sisi lain, kebiasaan menyalahkan apa yang ada di sekitar kita itu membuat pandangan kita terkaburkan bahwa semua hal yang hadir di semesta hidup kita datang dari Allah Ta'ala. Memang datang melalui mekanisme sebab akibat, tapi tanpa kehendak dan izin-Nya tak ada satu atom pun bisa bergerak, tak ada satu pesan pun bisa sampai, tak ada satu ucapan pun terlontar, tak ada satu kejadian pun terjadi. 


Inilah fungsi dzikir, membaca jejak kehadiran-Nya dalam situasi dan kejadian apapun yang dibentangkan dalam ruang takdir hidup kita. Dengannya kita mulai introspeksi, mulai tenang dan tidak selalu reaktif merespon kehidupan, mulai mencoba membaca pesan-Nya yang dalam. Mulai bisa membaca pola semesta diri bahwa apapun yang mewujud tak lain merupakan amplifikasi dan proyeksi dari apa-apa yang ada dalam hati kita.[]

No comments:

Post a Comment