Monday, August 16, 2021

 Salah satu topik pembicaraan favorit orang Belanda adalah cuaca. You can always talk about weather to them😅 Kalau udara sedang cerah dan hangat kita bisa saling menyapa dan mengatakan "Mooi weer, he!" (cuacanya enak ya!). Kadang kalau orangnya sudah agak kenal kita bisa mengatakan hal yang berbau sarkastik seperti "Lekker weer ja!" (asyik banget nih cuaca!) Sambil berlindung di balik payung di bawah hujan deras dan angin kencang.😁


Termasuk dengan tetangga sebelah. Saat berpapasan, kami mengomentari tentang hujan deras yang suhu yang turun dalam beberapa hari ke depan. "Wat een vervelende zomer" (musim panas yang mengecewakan) komentarnya. Seorang perempuan berambut putih yang tinggal pas di sebelah rumah. Orangnya sangat ramah dan senantiasa tersenyum manis. Kalau boleh jujur, saat kami survei rumah di awal waktu, respon beliau yang hangat ketika menyambut kami dan anak-anak itulah yang membuat saya mendorong suami untuk mengambil rumah ini saja. Setelah sebelumnya melakukan survei di sepuluh rumah yang berbeda. Sambil ingat pesan Rasulullah, bahwa kalau mau memilih tempat tinggal maka lihatlah tetangganya.


Alhamdulillah tetangga kami ini sangat perhatian dan tidak rewel. Pernah suatu saat pagar yang membatasi rumah kami dan dia mulai lapuk. Dengan mudah kami menyepakati biaya yang harus dibayar secara patungan, dan tidak hanya itu suami, adik dan anaknya dikerahkan untuk memasang sendiri pagar pembatas. Kata si penjual pagar, kejadian ini cukup langka. Bisa damai membayar bersama dan memilih pagar yang ada. Karena tidak jarang, masalah pagar ini bisa menyulut pertengkaran antara tetangga. 


Masih mengomentari tentang hujan yang cukup deras, ibu tetangga ini berpesan. Walaupun hujan turun deras tadi, tanaman tetap harus disiram. Banyak yang tidak paham ini. Dikiranya kalau hujan turun deras tanaman tak disiram, tapi dia tidak melihat bahwa turunnya hujan deras itu sesaat saja. Kalau kamu gali tanahnya maka bagian dalam tanah masih kering. Itu karena air banyak yang mental menimpa daun dan tidak menyentuh tanah. 


Entah kenapa saat ibu itu bercerita demikian saya jadi ingat pesan guru saya bahwa kalau menuntut ilmu itu yang penting sedikit-sedikit tapi teratur. Istiqomah. Jangan belajar ngebut berbanyak-banyak tapi lalu hilang berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tak menyentuhnya lagi. Itu kurang efektif. Ternyata penjelasan tentang itu tercermin juga di alam. Dalam hujan lebat sesaat yang tidak terlalu membasahi tanah tempat tanaman tumbuh. []

No comments:

Post a Comment