Monday, June 1, 2020

Tidak ada pekerjaan kecil jika itu dikerjakan ikhlas untuk-Nya semata. Sebaliknya kekaryaan sehebat apapun kelihatannya akan hanya mengundang murka-Nya jika dilakukan tidak murni untuk mengharap ridha-Nya saja.

Untuk kaum ibu, lakukan semua kegiatan mengurus anak, rumah tangga dan bahkan mencari nafkah dengan suka cita. Sisipkan munajatmu di setiap apa yang kau lakukan saat mencuci piring, mengganti popok anak dan memandikannya, menerjang macet ke kantor, bersabar membantu buah hati dengan pekerjaan rumahnya walaupun tubuh sudah penat, juga memasak untuk keluarga. Agar tidak ada setiap gerakan kita yang tidak menjadi sebuah sarana agar hati kita menjadi lebih dekat dengan-Nya.

Bagi kaum bapak yang terhormat, jelanglah semua tantangan mencari kasab kehidupan dengan gagah, karena tahu Dia Sang Pemberi Rezeki sudah menjamin rezeki, tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga untuk anak dan istri tersayang. Agar kita tidak menyandarkan diri dan keluarga pada sekadar ikhtiar manusia yang terbatas dibanding luasnya keberkahan Allah Ta’ala.  Lantunkan dzikirmu di antara deru asap kendaraan, di tengah terik matahari yang menyengat kulit, di sela-sela pekerjaan kantor yang seakan tak ada habisnya dan di tengah harapanmu saat melontar harap ketika berniaga. Agar tidak ada setiap langkah yang kita ambil bukan untuk-Nya.

Keterhubungan hati dengan-Nya melalui apa-apa yang Dia hadirkan dalam kehidupan. Itulah kunci ketenangan hati dan terbukanya rezeki lahir batin. Karena apa-apa yang Allah hadirkan di hadapan kita sama sekali bukan hal yang kecil. Barangkali berupa rak sepatu yang isinya berantakan, bisa jadi berupa tumpukan cucian kotor, atau ruang kantor yang tak tertata rapi, atau taman yang tak terurus, kadang berwujud seseorang yang datang meminta pertolongan, di lain waktu fenomenanya berupa kedatangan tamu-tamu kehidupan yang dalam istilah Jalaluddin Rumi, “menguras isi rumah kita” bisa jadi secara fisik atau secara psikologis. Tapi yakinilah tak ada semesta yang bersentuhan dengan kita kecuali Dia sudah desain dengan teliti jauh-jauh hari agar menumbuhkan kebaikan dalam diri.

Jadi jangan abaikan hal sekecil apapun di sekitar kita dan jika kita cukup cerdik, jadikanlah itu sebagai anak tangga untuk mendekat kepada-Nya. Seperti “Tangga Ya’qub as” yang terletak tak jauh dari tempat beliau tertidur. Maka dimana bumi kita dipijak maka langit kita junjung disitu, bukan di tempat yang jauh dari jangkauan apalagi yang tak mungkin kita capai.

Yakinilah, Dzat Yang Mengetahui sehelai daun yang gugur pasti tahu betul setiap gerakan kehidupan dalam semesta ini apalagi yang bernama manusia, makhluk yang berpotensi besar untuk tajalli Allah. Agungkanlah dunia kita bagaimanapun keadaannya, bersukacitalah dengannya. Karena kalau bukan kita yang bisa mensyukurinya, maka siapa lagi?


No comments:

Post a Comment