Monday, June 8, 2020

GOODBYE TO UNNECESSARY THINGS

Sejak bermukim di Belanda 7 tahun lalu praktis saya hampir tidak pernah lagi menonton tayangan siaran gosip di TV. Tidak seperti di Indonesia yang sepertinya siang sore penuh dengan tayangan gosip-gosip selebriti. Sejauh yang saya telaah di TV Channel saya disini hanya ada satu TV gosip, itu pun sangat jarang ditonton karena suami lebih senang nonton debat parlemen atau berita aktual. Anak-anak nonton Peppa Pig, Miraculous atau Teen Titans Go!  Dan waktu saya pun padat mengurus rumah tangga tanpa luxurious helping hands dari keluarga atau asisten rumah tangga seperti di Indonesia.

Akhirnya saya rasakan lebih sejuk hati tanpa harus sibuk mengikuti dan berdiskusi “teu pararuguh”(ga jelas) kisah si A atau si B yang kita pun hanya mengunyahnya dari sumber kedua atau ketiga bahkan keempat dan kelima. Jangankan kehidupan orang lain yang tidak kita kenal atau hanya kenal sekilas, lha wong kehidupan pasangan kita saja tidak sepenuhnya kita pahami dinamika internalnya. Contohnya, saya paling ogah iseng-iseng lihat isi telepon atau email suami, walaupun tergeletak dan terbuka dan saya tahu passwordnya. Buat saya, waktu sekian menit yang saya habiskan untuk menelaah urusan orang sama dengan penyia-nyiaan waktu yang harusnya saya lebih fokuskan untuk melakukan pekerjaan pribadi yang Allah amanahkan.

Saya seperti sedang diajarkan untuk “memanah” oleh Gusti Allah. Tidak dengan busur dan panah secara fisik. Tapi berupa busur dan panah dalam mental dan pikiran sendiri. Yang namanya memanah itu harus fokus kepada target agar bisa menembak dengan tepat.

Memasuki usia kepala empat, saya sudah tidak ada waktu untuk sekadar iseng atau coba-coba. Bau tanah liang lahat makin menyengat mendekat. Helai-helai rambut putih sudah makin bermunculan sebagai pengingat usia saya tidak lama lagi. Setiap nafas dan setiap detik adalah sangat berharga. Because there will be no second chance. Tidak ada kesempatan beramal shalih setelah tirai kehidupan dunia ini ditutup.

Karenanya saya harus memilah buku yang dibaca, whatsapp group yang diikuti, posting yang diberi komentar, mengedit scrolling time agar tidak terlalu lama, memilih pertemanan, menyeleksi aktivitas dll. Agar lebih fokus untuk mengerjakan apa yang Dia ingin saya kerjakan saja. Tentu masih berproses, kadang masih trial and error. Tapi saya tak patah arang karena senantiasa punya harapan kiranya semoga Allah terus membimbing…Aamiin ya Rabb

No comments:

Post a Comment