Selama hikmah atas suatu ujian belum Allah bukakan kepada seseorang maka selama itu pula ia bagaikan di dalam neraka kehidupan karena belum paham akan kebaikan yang tersimpan di balik kesulitan dan kesempitan yang Allah izinkan menimpa dirinya.
Rasulullah SAW bersabda bahwa “Hikmah adalah naungannya orang-orang beriman.” Yang dimaksud dengan “naungan” adalah sesuatu yang melindungi seseorang. Seperti orang bernaung di bawah pohon di siang hari yang panas terik, maka naungan itu akan membuatnya nyaman dan tidak merasa tersiksa.
Demikian pula ketika hikmah telah diraup oleh hati seseorang. Maka sirnalah kebingungan dan kekhawatiran di hati. Bisa jadi secara fenomena dan jasadiyah ia masih tetap menjalani ujian yang sama, masih tetap diberi penyakit yang sama, masih tetap berkutat pada kekurangan dan kesempitan yang serupa. Tapi dengan terbukanya hikmah, dia menjadi paham maksud Allah menjalankan dia dalam keadaan seperti itu. Pemahaman akan hikmah yang tersimpan dalam jalinan kehidupan yang tidak linier itu akan membuat kesabaran seseorang menguat. Sehingga ia bisa berdamai dengan semua ketetapan Allah, bahkan menjalaninya dengan suka cita.
Sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala,
“Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (QS Al Kahfi [18]: 68)
No comments:
Post a Comment