Tuesday, June 16, 2020


“Kok susah ya untuk bersabar?”

“Gimana caranya menghilangkan amarah dan dendam?”

“Tidak mudah ya bisa shalat khusyu”


Coba perhatikan sahabat-sahabat, betapa tidak mudahnya untuk melaksanakan dengan baik semua ibadah lahir dan batin. Kalau boleh jujur, bahkan sebenarnya it’s an impossible mission to do mengingat ganasnya serangan syahwat dan halusnya tipuan hawa nafsu dalam diri kita. 


Memang tidak akan mungkin kita bisa melakukan itu semua jika tanpa pertolongan Allah Ta’ala. Jangankan hal yang bersifat spiritual yang bukan sesuatu yang bisa kita jamah dan tretment secara fisik. Sekadar untuk berkedip, menelan makanan, bernafas dan jantung berdetak dan seluruh fungsi tubuh berjalan dengan baik pun kita tidak tak punya kendali atasnya. Mudah jika Allah melepaskan pengaturan sebagai Rabb di semesta tubuh kita maka dibuat saja satu sel bermasalah, maka akan jadi kanker. Diizinkan saja satu jalur imun ngadat, maka tubuh akan tiba-tiba merusak dirinya sendiri melalui penyakit autoimun. 


Artinya apa? Kita manusia yang sungguh tak berdaya dalam kehidupan ini. Sementara kita cenderung terlena, keenakan dengan semua pengaturan Allah dalam kehidupan. Akhirnya merasa bahwa semua itu memang hukum alam yang terlepas dari koordinasi tangan Sang Pencipta. Padahal di setiap saat kita betul-betul hanya bergantung kepada Kasih Sayang dan Kepemurahan-Nya.  

Sadarilah bahwa hakikat ciptaan adalah faqir, tak berdaya, bergantung dan membutuhkan. Di sisi lain kekuatan dan daya upaya hanya datang dari Dia. Maka kunci untuk menjadi berdaya secara lahir dan batin adalah justru ketika kita meniadakan ego diri yang berkata “aku ada”, “I’m in charge”, “I’m in control of my life”, “this is my life and I do whatever I want with  it” dan pernyataan-pernyataan lain yang menegasikan keberadaan Allah sebagai Sang Pemilik kehidupan. 


Ajaibnya. Justru ketika kita ‘mati’ dari diri sendiri kemudian Dia akan menurunkan pertolongan-Nya, melebarkan jalan bagi kehidupan kita jauh lebih lapang dibanding upaya melebar-lebarkan jalan kehidupan dengan semata mengandalkan upaya pontang-panting dari diri sendiri, membereskan permasalahannya kita jauh lebih rapi dibanding semua rekayasa kita untuk menangani sekian banyak permasalahan dalam kehidupan. Dan yang lebih utama adalah ketika kita berserah diri, mengalir dalam karsa-Nya kita akan menjalani semua takdir kehidupan - yang setiap orang tidak bisa lari dari itu dengan rasa suka cita karena memahami bahwa setiap goresan pena takdir-Nya adalah indah. <3[]

No comments:

Post a Comment