Duduk sejenak di cafe Eben Haezer, Amsterdam.
Cafe itu bagian dari rumah jompo yang dikelola oleh Cordaan, salah satu lembaga penyedia jasa pelayanan kesehatan yang besar di Belanda.Saya lihat di sekitar saya para manula duduk di kursi roda masing-masing ditemani seorang pendamping. Ada yang sedang menyuapinya. Ada yang sedang mengajaknya bicara. Ada juga pendamping yang asyik dengan handphone-nya karena si nenek tertidur pulas di atas kursi roda.
Benar kiranya siklus kehidupan terjadi. Dari bayi yang tak berdaya, semua harus disuapin, semua harus dibantu, lalu kita melewati masa muda dan dewasa yang singkat untuk kemudian memasuki masa tua dengan tubuh yang semakin renta. Mirip seperti saat bayi dulu, semua membutuhkan pertolongan orang lain.
Dalam hati berdoa, semoga memasuki usia tua nanti masih tetap sehat, produktif berkarya dan dilindungi dari kepikunan. Bahkan Rasulullah pun sampai berdoa agar dilindungi dari pikun. Bagaimana caranya? Belajar dari para lansia yang masih segar di usia senjanya, mereka tetap aktif di usia pensiun. Tetap berpikir, tetap membaca, tetap berbagi ilmu. Itu caranya. Tentu ilmu yang utama adalah ilmu tentang Allah Ta'ala, maka Ibnu Abbas r.a. berkata: “Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an, niscaya ia tidak akan dikembalikan kepada kepikunan"
Ah, kita memang perlu banyak pertolongan-Nya. In every single step of our life. Karena hidup itu ternyata fragile, rentan sekali. Salah sedikit musibah menjelang. Dan jujur saja, tak ada sebaik-baik penjagaan selain penjagaan-Nya.
Yang namanya usia kita tidak pernah tahu. Jangan merasa kematian adalah hal yang masih jauh di depan karenanya kita menjadi lalai.
Eben Haezer atau Ebenezer, adalah kata dalam Bahasa Ibrani yang berarti batu pertolongan. Kita memang harus menundukkan diri, tidak ujub, bangga diri dan petantang-petenteng kalau mau ditolong oleh Dia.
No comments:
Post a Comment