Mengenal diri kita tidak lepas kaitannya dengan mengenal komponen yang ada dalam diri, potensi yang Allah Ta’ala Sang Pencipta berikan. Untuk mengetahui konsep dasar tentang struktur diri tentu rujukan yang paling valid adalah keterangan yang diberikan oleh Sang Pencipta yang sebenarnya bertebaran dalam kitab suci atau keterangan para pembawa risalah-Nya.
Oleh karena itu kita ambil ayat [24]: 35 dalam kitab suci Al Quran yang bicara dengan gamblang dan indah tentang struktur manusia sbb:
“Allah cahaya petala langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya bagaikan sebuah misykat yang didalamnya terdapat pelita terang. Pelita tersebut didalam kaca, kaca itu seakan-akan kaukab yang berkilau dinyalakan (minyak) dari pohon yang banyak berkahnya; pohon zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur dan tidak pula disebelah barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walau tanpa disentuh api. Cahaya diatas cahaya. Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa-siapa yang Dia kehendaki dan Allah membuat perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Di sini Allah membuat perumpamaan terhadap cahaya Allah, bukan terhadap Allah-nya. Karena kalau aspek Allah-nya tidak ada perumpamaan apapun terhadap Dia.
Cahaya Allah tersebut terdiri dari tiga komponen:
1) Misykaat, yaitu sebuah lubang yang tidak tembus, simbol dari raga manusia
2) Zujaajah atau bola kaca. Diterjemahkan ‘seakan-akan bintang’, padahal istilah ‘kaukab’ yang digunakan di ayat itu adalah istilah untuk planet, sebuah benda langit yang tidak mempunyai cahayanya sendiri. Planet bercahaya karena ia memantulkan cahaya dari sumber cahaya lain. Begitupun zujaajah, ia bisa menyala terang karena ada minyak bercahaya yang menyelimutinya.
3) Mishbah atau pelita, perlambang dari ruh al quds.
Tiga elemen ini juga merupakan perwakilan dari tiga alam.
Misykat ~ Raga ~ Dari alam mulk
Zujaajah ~ Qalb, bagian dari Nafs (jiwa) ~ Dari alam malakut
Mishbah ~ Ruh Al Quds ~ Dari alam jabarut.
Misykat adalah suatu material yang tidak tembus cahaya, sebagaimana raga kita. Sedangkan jiwa seolah-olah sesuatu yang transparan, tidak terlihat, dilambangkan dengan kaca yang bening.
Antara zujaajah dan misykat terdapat ruang yang dinamakan Shadr (rongga dada).
Struktur manusia yang termuat dalam ayat Al Quran di atas adalah struktur target, sesuatu yang harus dicapai oleh setiap insan. Betapa besar potensi yang ada dalam setiap insan, sehingga Allah berfirman dalam Hadits Qudsiy, “Kalau bukan engkau, maka Aku tidak akan menciptakan alam semesta”.
Maka setiap diri kita menyimpan sesuatu yang berharga dalam dirinya yang menanti untuk dijawantahkan. Tidak ada manusia kelas dua atau kelas tiga, di hadapan-Nya semua insan adalah berharga.
Semoga Allah memudahkan jalan kita menjadi cahaya-Nya. Aamiin
(Referensi: Materi Serambi Suluk, 2008. Zamzam AJT)
No comments:
Post a Comment