Saturday, September 22, 2012

Kodrat Diri

Kata kodrat diri berasal dari qudrah, artinya kuasa. Istilah ini juga sering disebutkan oleh Nabi Isa dan direkam dalam Perjanjian Baru. ‘Kuasa Tuhan’ erat kaitannya dengan ruhul kudus (ruh al quds). Artinya suatu urusan yang dikuasakan dari Tuhan kepada hamba-Nya. Misi hidup seseorang adalah kuasa Tuhan yang disimpan dalam setiap diri manusia. Itulah yang membuat manusia menjadi spesial dibanding makhluk Tuhan lainnya, karena manusia yang mengemban amanah kuasa Allah untuk dikerjakan di kehidupan dunia ini. Dengan demikian, semua manusia di mata Allah secara potensial. Hanya ada yang bisa berjuang menemukan dirinya ada yang tidak.

Allah Ta’ala telah mendesain kehidupan kita sedemikian rupa, dilahirkan dimana, dari orang tua yang mana, melalui sekian tahapan kehidupan dan pergumulan hidup, semata-mata untuk menempa sang hamba agar kian mendekati kodrat dirinya, tinggal si hamba merenungkan setiap langkah yang telah ia tempuh dan berjuang untuk mendapatkan rahmat Allah.

Nabi Isa as berkata sebelum ia meninggalkan para sahabatnya untuk naik ke langit, “aku akan pergi ke Bapakku, jangan khawatir kehilangan aku karena sepeninggalku nanti engkau akan ditemani oleh sesuatu yang kamu tidak akan berpisah dengan dirimu selama-lamanya, yaitu Ruh al Quds” Demikianlah yang terjadi, pada hari ke-50 , rasul-rasul itu berkumpul di sebuah rumah yang Nabi Isa amanahkan, muncullah api dari langit, pada saat itu semua dinyalakan hatinya – menyala misbah dalam qalb masing-masing, hari itu disebut Pentakosta hari dimana terbitnya ruh al quds dalam hati masing-masing sahabat Nabi Isa. Maka tiba-tiba mereka berbicara dalam bahasa asing yang berlainan, ada yang berbicara Bahasa Mesir, Bahasa Yunani dsb. Itulah tanda bahwa setiap orang diutus sebagai rasul ke daerah-daerah yang ditentukan untuk menjalankan kodrat dirinya masing-masing.

Setiap waliyullah juga telah hidup dalam kodrat dirinya masing-masing, artinya dalam qalbnya telah menyala ruh al quds-nya. Para hamba Allah seperti Syaikh Abdul Qadir Jailani, Ibnu Arabi, Wali Songo dsb adalah orang-orang yang telah mengerjakan misi hidupnya. Demikian juga kita mengemban misi hidup yang harus dikerjakan dan akan diminta pertanggungjawaban nanti oleh Allah di akhirat.

Semoga Allah memudahkan kita menapaki jalan kodrat diri masing-masing. Aamiin.

(Referensi: Materi Serambi Suluk, 2008. Zamzam AJT)

No comments:

Post a Comment