Thariqah adalah utk membangun bahtera di alam dunia agar tidak tenggelam didalamnya. Kita seyogyanya bekerja dan berkarya di bumi ini tapi jangan sampai tenggelam di dalamnya. Bukan kemudian meninggalkan dunia. Adapun tujuan sejati thariqah adalah untuk mengenal diri kita.
Setiap manusia mempunyai misinya masing-masing. Namun untuk mengetahui apa misi hidupnya maka hijab hati harus terbuka, sehingga musyahadah (mempersaksikan), yaitu musyahadah siapa diri kita sebenarnya. Jadi target sebuah thariqoh adalah mengenal misi kita apa. Bukan dengan cara psikotes, tes bakat dsb, itu hanya menyentuh permukaannya saja. Akan tetapi kita harus betul-betul menyentuh esensi yang terdalam dari diri kita.
Jalaluddin Rumi membuat perumpamaan begini, ada seorang raja menyuruh menterinya ke sebuah negeri, kata sang raja “pergi ke suatu negeri dan bangunlah jembatan di sana”. Si menteri kemudian pergi ke negeri itu dan menemukan banyak persoalan di sana, ia mengerjakan banyak hal, bikin gedung, rumah, jalan dsb. Dan kembalilah si menteri menghadap raja dan mengaku sudah mengerjakan banyak hal. Kata sang raja, “Bagaimana dengan jembatan itu?” dan sang menteri pun lupa mengerjakannya.
Seperti itulah, manusia banyak yang mengerjakan banyak hal di bumi ini, tanpa mengerti apa sebenarnya tugas spesifik yang diamanahkan kepada kita. Kita sudah sekian tahun hidup, tapi belum mengenal apa yang ada di dalam kita.
Sesungguhnya tugas spesifik itulah yang harus kita kerjakan, karena kita akan kembali pada Allah Ta’ala dan diminta tanggung jawab.
Jadi siapapun yang bertarekat harus menemukan kodratnya, ruhul qudusnya, karena itu adalah amal sholeh tertinggi manusia (sacred mission on earth). Misi itu tidak akan pernah tahu kalau tidak mengenal jiwa yang paling dalam, yang bertemu Allah Ta’ala di mauthin syahadah QS [7]: 172.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan jalan kita mengetahui kesejatian diri. Aamiin.
(Referensi : Materi Serambi Suluk, Zamzam AJT, Jakarta 2008)
No comments:
Post a Comment