Tiga berita sampai kepada saya tentang betapa mengesalkan berinteraksi dengan orang yang tidak menepati janjinya.
Dua kisah pertama adalah perilaku beberapa oknum pejabat yang (katanya) terhormat yang terlambat menghadiri pertemuan penting di institusi besar di Belanda, tidak tanggung-tanggung terlambatnya lebih dari dua jam dan penyebabnya adalah belanja dulu sodara-sodarah! Apa akibatnya? Yang satu berdampak batalnya kerjasama antara dua negara dan yang satu berakibat ditundanya proyek kerjasama bilateral. Lebih parah lagi tidak ada komunikasi dari mereka selama panitia menunggu dengan cemas, mbok ya kabari kalau mau terlambat, ini dihubungi malah menghindar - dan telepon tidak diangkat, informasi tentang ihwal keterlambatan ini pun baru didapat dari sang supir :(
Kisah yang ketiga adalah seseorang dititipi uang ratusan juta rupiah untuk membeli tanah dan berjanji memberikan laporan perkembangan dalam waktu beberapa minggu kemudian setelah berbulan-bulan ditunggu tak ada kabarnya bahkan terkesan menghindar jika dihubungi.
Betul memang kata pak ustadz, kunci kehormatan seseorang bukan terletak pada tingginya pangkat, jabatan, kepopuleran atau banyaknya harta yang dimiliki, karena itu semua bisa relatif tak bernilai jika yang bersangkutan tidak amanah dan tidak mematuhi janji. Mulai dari hal yang kecil, kalau janji bertemu jam tertentu usahakan penuhi janjinya dan kalau sudah ada gelagat terlambat bersifat ksatrialah dengan memberi informasi perihal keterlambatannya, itu adalah etika dasar kita berinteraksi dengan sesama manusia (habluminannas).
Ihwal memenuhi janji ini sesuatu yang serius yang merupakan sifat kental dalam diri seorang Muhammad saw, beliau sudah dikenal sebagai "orang yang terpercaya " (al amin) bahkan sebelum beliau diangkat sebagai nabi. Hal tersebut dikisahkan oleh Abdullah bin Abdul Hamzah, ia berkata: "Aku telah membeli sesuatu dari Nabi sebelum beliau menerima tugas kenabian, dan karena masih ada suatu urusan dengannya maka menjanjikan untuk mengantarkan padanya, tetapi aku lupa. Ketika teringat tiga hari kemudian, aku pun pergi ke tempat tersebut dan menemukan Nabi masih berada di sana. Nabi berkata, 'Engkau telah membuatku resah, aku berada di sini selama tiga hari menunggumu.'' (HR Abu Dawud)
No comments:
Post a Comment