Junayd, seorang guru besar di Baghdad suatu hari ditanya oleh salah seorang muridnya tentang bagaimana cara beliau meraih derajat kemuliaan di sisi Allah yang telah saat itu beliau dapatkan. Junayd menjawab dengan singkat dan padat, "dengan duduk di anak tangga (di dalam rumahnya) selama tiga puluh tahun."
Tangga dalam dunia spiritual adalah simbol sebuah jalan kenaikan jiwa. Sebagaimana tangga menjulang ke langit yang dinampakkan kepada Nabi Yakub as.
Setiap kita diberikan tangganya masing-masing untuk mendekat kepada Allah dan anak tangganya tiada lain merupakan kumpulan dari semua hal yang Allah berikan sejak kita di dalam kandungan ibu hingga saat ini. Semua hal yang telah, sedang dan akan terjadi datang dari perencanaanNya Yang Maha Sempurna. Setiap detil, setiap kadar dalam sekian banyak peristiwa hidup yang membentang sungguh melingkar membentuk tangga yang menjulang ke langit, jika saja kita mau menyadarinya, ini adalah ihwal menghadapkan wajah hati.
Persoalannya tidak semua mau "duduk" dengan tenang di anak tangganya masing-masing. Banyak yang ingin lompat darinya dan berharap datangnya anak tangga yang lain. Duduk adalah posisi bersiap untuk sujud, sebagaimana halnya keadaan duduk diantara dua sujud dalam sholat. Dan sujud adalah fitrah semua ciptaan.
"Dan segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi hanya bersujud kepada Allah.." (QS An Nahl : 49)
Dengan kata lain sang guru, Junayd barangkali memberikan arahan untuk meraih derajat tinggi di hadapan Allah adalah dengan berserah diri dan mensyukuri setiap takdir yang ada, karena ia adalah anak-anak tangga yang Dia turunkan bagi kita masing-masing. Wallahua'lam.
No comments:
Post a Comment