Thursday, February 7, 2019

Apoptosis

Ada sebuah mekanisme menakjubkan di tubuh kita yang disebut dengan “Apoptosis”, dari Bahasa Yunani: ἀπόπτωσις, yang berarti “berjatuhan”. Biasanya menggambarkan daun-daun yang berguguran di memasuki musim dingin.
Apoptosis adalah mekanisme alamiah dimana tubuh memprogram sendiri kematian sel-selnya agar diganti dengan sel-sel yang baru. Dalam tubuh seorang dewasa setiap harinya terjadi pergantian 50 sampai 70 milyar sel! Masya Allah. Pantesan dzikir kita pasti tekor terus, karena kalau disandingkan dengan bilangan sel yang Allah aturkan saja setiap harinya sudah tak sanggup kita berucap syukur bahkan sampai bilangan satu juta kali sekalipun.
Apoptosis ini proses yang penting yang membuat jari-jari tangan dan kaki kita terpisah rapi dan tidak saling lengket satu sama lain ketika bertumbuh sebagai janin di dalam rahim ibu.
Proses apoptosis ini diatur sedemikian rupa agar lajunya tidak terlalu kencang, sehingga membuat sel-sel menjadi atrophy dan mengganggu fungsi tubuh. Pun tidak boleh terlalu lambat, yang bisa berakibat munculnya pertumbuhan sel yang terlalu cepat tak terkendali seperti dalam kasus kanker.
Secara umum semua sel dalam tubuh kita mengalami pergantian rata-rata dalam waktu 40 hari. Oleh karena itu dikenal shaum 40 hari dalam berbagai agama. Sebuah upaya purifikasi jiwa yang disertai pensucian raganya melalui shaum agar selepas waktu 40 hari itu manusia seolah menjadi makhluk baru dengan komposisi yang baru dan terjaga selama kurun waktu 40 hari pembentukannya dengan menjaga makanan, pikiran dan perasaan dalam sebuah ibadah shaum.
Tubuh sudah memberikan sinyal bahwa setiap harinya terjadi perubahan yang massal tanpa kita sadari milyaran sel saling berganti. Artinya setiap hari raga kita akan disematkan milyaran sel baru. Itulah karakter alam, dia mengalir terus. Menjadi baru. Tidak menyimpan dendam. Tidak berpegangan terus dengan masa lalu. It simply work with the flow.
Mekanisme “apoptosis” mengajarkan agar kita selalu menjadi manusia baru setiap harinya.
Kemarin mungkin gagal, hari ini coba lagi mumpung ada kesempatan.
Kemarin mungkin marahan, hari ini lepaskan bara amarah itu, damai saja.
Kemarin mungkin sakit hati, hari ini bangun dengan semangat sel baru, maafkan.
Jadi yang membuat dendam, ngedumel berkepanjangan, sakit hati, khawatir dsb adalah pikiran yang kita bentuk sendiri. Karena tubuh saja tahu setiap harinya ia berganti mengikuti irama semesta yang harmoni.
Apoptosis kerap dimaknai sebagai “programmed cell death”. Kita menjadi paham bagaimanapun kematian adalah bagian penting dari kehidupan. Jika sel-sel tidak beregenerasi, dia akan menua dan membusuk. Demikian pula, hati kita yang tidak mau mematikan dirinya akan penuh dengan sampah-sampah dan limbah masa lalu. We need to learn to let go. Yang lalu biar berlalu. Kita ambil pelajaran, lalu terus berjalan.
Hidup adalah tentang menatap masa kini dan yang ada di depan. Oleh karenanya desain sepasang mata kita diletakkan menghadap ke depan. Tidak pernah ke samping atau malah ke belakang.
Percayakan pengaturan kadar “apoptosis” dalam hidup kita kepada-Nya. Ikhlaskan yang hilang dan pergi dari kita, memang sudah bukan rezekinya lagi. Sebagaimana kata Jalaluddin Rumi, “Jangan berduka. Apapun yang hilang darimu akan kembali dalam bentuk yang lain.”

No comments:

Post a Comment