Bagaimana membedakan hawa nafsu dan syahwat?
Ini sungguh sebuah perkara yang sangat halus, akan tetapi manusia
justru diberi kemampuan akal yang tinggi – tidak hanya akal lahir tapi juga
akal batin, untuk dapat membedakan hal yang seperti ini.
Untuk bisa membedakan hawa nafsu dan syahwat kita harus mengasah
‘rasa jiwa’. Bagaimana caranya? Dengan bertaqwa.
“Bertaqwalah kamu kepada Allah, niscaya Allah akan
mengajarimu.”(QS Al Baqarah [2]: 282)
Landasan taqwa adalah
iman.
Iman dibangun di atas pondasi tauhid, “laa ilaa ha ilallah”,
singkirkan semua ilah, semua tuhan palsu, semua yang mendominasi hati dan kehidupan
kita, dan persembahkan ruang hati hanya untuk Allah semata.
Jalan suluk adalah upaya untuk membangunkan dan mengasah
rasa hati. Yang dengannya manusia menjadi lebih peka dengan taburan petunjuk
yang Allah Ta’ala tebarkan setiap saatnya.
Lantas, mulai dari mana?
Mulai dari membenahi hubungan dengan Allah Ta’ala. Mulai
dengan shalat di awal waktu. Mulai dengan memperbaiki kualitas kekhusyukan dalam
shalat. Mulai dengan dzikir dengan takzim saat usai shalat dengan tanpa
terburu-buru. Mulai dengan mengurangi ghibah. Mulai dengan mengurangi marah.
Dst. Mulai dengan apa yang kita bisa, pada saat ini juga, di tempat kita berpijak.
Dengan memohon pertolongan-Nya. Bismillah…
No comments:
Post a Comment